Tuesday, February 23, 2010

MENGAPA TERJADI KESUSAHAN?

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.

Maz 119:71



Kita tidak boleh berpikir bahwa murka Allah sedang ditimpakan kepada kita jikalau kita mengalami penindasan dan kesusahan. Allah membawa kita kepada pencobaan supaya kita ditarik lebih dekat kepada-Nya. Pemazmur berkata, “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu” (Maz 34:20). Ia tidak suka kita berada dibawah awan kesusahan….Ia tidak ingin kita menanggung semangat yang menderita. Kita tidak boleh melihat kepada onak duri dalam pengalaman kita. Kita harus pergi ke Taman Firman Allah dan memetik bunga bakung dan bunga melati serta kembang berwarna warni janji-janji-Nya. Mereka yang mamandang kepada kesulitan-kesulitan dalam pengalaman mereka akan selalu membicarakan kebimbangan dan tawar hati, karena mereka tidak memandang kepada Yesus, Anak Domba Allah, yang menanggung dosa isi dunia ini.

Kita harus memusatkan pikiran kita kepada kasih, belas kasihan dan kasih karunia Allah kita….Bukanlah tanda bahwa Yesus tidak lagi mengasihi kita jikalau kita mengalami kebimbangan dan tawar hati. Kesusahan datang kepada kita dalam pemeliharaan Allah agar kita boleh meilihat bahw Kristus adalah penolong kita, bahwa didalam Dia ada kasih dan penghiburan. Kita boleh serupa dengan kehidupan Allah. Kita harus mempunyai pengalaman yang bilamana kepada kita kesusahan datang kita tidak boleh meninggalkan iman kita.

Dengan tangan iman kita harus berpegang kepada janji-janji Allah dan berpijak pada dasar yang menguntungkan. Dengan demikian Anda akan berada di tempat dimana Setan tidak bisa lagi datang dekat dan berkata, “Allah tidak bisa menolongmu, sebab engkau telah berdosa dan tidak boleh menuntut janji-janji-Nya.” Musuh kita ingin agar kita tenggelam agar jalan kepada kehidupan tampak begitu sulit, sehingga tidak mungkin mencapai kebahagiaan surga. Tetapi Allah telah menempatkan kita dalam keadaan di mana tabiat kita yang paling baik bisa dikembangkang dan kemampuan tertinggi kita dilatih. Jikalau kita memupuk yang baik, kecenderungan-kecenderungan yang tidak baik tidak akan menonjol. Jikalau kita ingin menjadi orang kudus di surga, kita harus menjadi orang kudus di dinia ini.