Doa itu sendiri tidak berjasa. Bahasa tinggi dan permohonan-permohonan panjang yang di ucapkan agar kedengaran indah, merupakan perkataan sia-sia jika tidak diucapkan dengan kebutuhan yang dirasakan. “Tetapi doa yang datang dari hati yang sungguh-sungguh, sebagaimana kita meminta kebaikan teman di dunia, dengan penuh harapan – inilah doa iman.”
Dua kali Yesus mengajar murid-murid-Nya bagaimana berdoa, agar tidak berdiri di bait suci dimana orang-orang lain dapat melihat dan mendengar, tetapi mencari tempat rahasia untuk berbicara dengan Bapa di surga. “Jadi janganlah kamu seperti (para pemimpin agama). Karena itu berdoalah demikian: “Bapa kami … (Matius 6:8,9). Singkat namun mengesankan, lengkap, dan mencakup kebutuhan yang menyeluruh, Doa TUHAN mengajarkan banyak hal kepada kita, dan masih banyak tersembunyi dari pengertian ktia yang terbatas ini. Yesus mendorong kita mempelajari doa dan untuk berhati-hati tidak mengulang-ulanginya tanpa pengertian. “Kristus telah memberi doa, dan kita secara pribadi harus mempelajari artinya, dan harus sederhana. Seperti anak-anak. Dalam doa TUHAN, keteguhan, kekuatan dan kesungguh-sungguhan dipadukan dengan kelemahlembutan dan rasa hormat. Itulah pernyataan tabiat Ilahi.
Model doa Kristus memberikan perbedaan nyata terhadap doa-doa yang panjang berbelit-belit seorang yang dianggap saleh. Doa-doa hafalan yang termasuk bagian upacara keagamaan adalah ejekan terhadap Allah. “Orang yang berdoa harus menyelami arti doanya, memusatkan segenap hati dan jiwanya didalam doanya.” Malaikat-malaikat yang melayani dihadapan tahta Allah menghampri-Nya dengan muka berselubung, akan tetapi banyak manusia berdosa datang buru-buru ke hadapan-Nya tanpa kerendahan hati atau rasa hormat. Keberanian yang kita lakukan memantulkan keyakinan kita akan Allah menjawab permohonan-permohonan dan bukan sifat yang pantas terhdap Bapa kita. Doa para rabi yang membernarkan tidak menerima upah, tetapi Allah selalu menjawab orang yang dengan roh penyesalan. Allah rindu memberi segala yang baik kepada mereka yang mengasihi Dia. “Ia memperhatikan rasa terima kasih yang kita berikan, seperti ibu yang memperhatikan senyum pengakuan dari anaknya yang kekasih. Dia akan menolong kita mengerti betapa sungguh-sungguh dan lembut hati yang dirindukan-nya bagi kita.”