Renungan selama sekitar 10 menit itu, menitik beratkan pada bagaimana pengalaman murid-murid Tuhan Yesus yang berkumpul untuk mendapatkan hujan awal, yaitu kecurahan Roh Kudus. Hujan awal ini, di dalam dunia pertanian, dikenal awal memulai pekerjaan dan hujan akhir sebagai masa panen. Pada saat itu, murid-murid berkumpul dan dengan memohon agar dimampukan untuk mengemban misi yang diberikan oleh Yesus. Mereka berkumpul dengan satu kesatuan memohon agar mendapatkan kecurahan Roh Kudus sehingga mereka dapat memiliki roh yang suka mengampuni, yang merupakan sebuah langkah awal dalam memulai misi itu. Dan, di dalam “Doa Bapa Kami” diajarkan bagaimana kita harus mengampuni orang lain agar Allah mau mengampuni kita juga (Mat 6: 12, 14 dan 15). Roh mengampuni harus ada dalam diri kita bilamana kita mau untuk diampuni oleh Allah.
Di akhir renungan, Pdt. Sonny Kapitan mengingatkan 4 hal didalam melakukan doa:
1. Puji-pujian, doa diawali dengan puji pujian kepada Allah.
2. Pengampunan, kemudian minta pengampunan atas dosa dan pelanggaran kita.
3. Ucapan syukur, ucapkan syukur atas segala yang terjadi
4. Permohonan, dan terakhir adalah permohonan kita, khususnya – sesuai dengan tema hari ini – permohonan akan Roh yang suka mengampuni.
Jemaat kemudian berpisah sesuai dengan kelompok masing-masing.
Setelah semua kelompok selesai melakukan doa, maka semua yang hadir berkumpul kembali di dalam gereja dan membentuk lingkaran. Lagu “Dengarlah Ya, Tuhan” mengakhiri kebaktian Doa Bersama ini dan doa tutup dilayangkan oleh Prayer Leader – Bapak Munas Tambunan.
-lies-