Thursday, January 13, 2011

Perlawatan ke Opung Sianturi

Sebuah pesan singkat masuk di handphone saya pada pagi hari Selasa yang lalu. Berita datang dari ibu Syuul , memohon dukungan doa untuk Opung Sianturi, ibu dari bpk. Marlan Sianturi, yang sedang dirawat di rumah Sakit Mitra Keluarga di Depok. Saya percaya, segera setelah berita diteruskan oleh sdr. Ramlan Sormin kepada anggota jemaat, maka doa doa memohon pertolongan Tuhan bagi kesembuhan Opung segera dilayangkan oleh seluruh anggota Jemaat Kemang.

Sore harinya, pulang dari kerja saya dan pak Willy menuju ke RS Mitra Keluarga di Depok. Sudah lebih dari 10 tahun kami tidak pernah pergi ke daerah Depok. Depok sudah menjadi kawasan yang berkembang begitu pesat. Tiba di rumah sakit, selain Marina dan Tesha, di sana juga ada ibu Adeline yang membantu menjaga Opung ketika Bapak dan ibu Sianturi pergi untuk mengurus keperluan Opung.

Keadaan fisik Opung memang lemah, tapi Opung masih mengenal kami dan kami sampaikan bahwa seluruh anggota Jemaat Kemang mendoakan opung. Opung berulang-ulang mengucapkan terima kasih, walaupun dengan suara yang terdengar begitu lemah. Tak lama kemudian ibu Sianturi datang, dan menceritakan kondisi opung sebagaimana yang disampaikan oleh dokter kepada keluarga. Sementara kami berbincang-bincang, kami melihat pdt. Sonny Kapitan, gembala Jemaat Kemang yang baru memasuki ruangan. Kami senang karena ada Pendeta yang bisa bersama kami pada waktu kami melawat. Pendeta menyapa dan memberi semangat kepada Opung, yang disambut dengan anggukan kepala oleh Opung. Doa memohon kesembuhan dari Bapa Surgawi, dokter diatas segala dokter , yang mengetahui apa yang terbaik bagi setiap orang yang dikasihiNya dipanjatkan oleh Pendeta Sonny kehadirat Tuhan, sebelum beliau meninggalkan rumah sakit.

Ketika tiba waktunya kami mohon diri, kami sampaikan kepada keluarga bpk. Sianturi bahwa seluruh anggota jemaat Kemang akan tetap mendoakan opung dan keluarga Sianturi. Tuhan Yesus yang penuh kasih akan menyertai keluarga di setiap waktu, terlebih dalam masa-masa yang sulit, adalah doa kami. (Yunita Wuisan - dept. diakones).