Hari jumat 14 Januari 2011, tepat pukul 19:30, setelah berdoa di dalam hati agar Roh kudus hadir dalam kebaktian, ibu Fanny Saragih sebagai pemimpin acara mengundang jemaat untuk berdiri dan membuka Lagu Sion nomor 41 “Kasih Surga Yang Terindah” sebagai lagu buka acara kebaktian Vesper. Doa pembukaan dilayangkan oleh Ibu Fanny Saragih. 2 lagu special berturut-turut dinyanyikan oleh pemuda/i jemaat Kemang Pratama dan keluarga Gilbert Sinaga. Ibu Yunita Wuisan, yang menyampaikan Frman Tuhan, memberikan pelajaran dengan judul "Memaafkan Membuat Hidup Lebih indah”.
Ada dua Presentasi yang dibuat oleh ibu Yunita dan ditampilkan di layar proyektor yang dapat membuat kita renungkan: Apakah memaafkan adalah suatu tindakan terhormat yang perlu dilakukan, bila dibanding dengan sakit hati yang dirasakan ketika seseorang melukai engkau begitu dalam, secara tidak adil? Adakah alternatif lain selain memberi maaf? Haruskah kita membenamkan diri kita dalam ketidak nyamanan masa yang lalu? Apakah anda memilih duniamu tetap diam, dengan menyimpan kenangan peristiwa masa lalu yang tidak bisa diubah kembali? Atau bersediakah kita menempuh jalan yang lebih baik?
Balas dendam adalah keinginan yang begitu besar untuk membuat keadaan menjadi berimbang. Namun masalahnya, kita tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Tindakan balas dendam akan mengikat baik yang disakiti maupun yang menyakiti pada rantai penderitaan pada sebuah tangga berjalan. Kedua belah pihak akan tetap terikat pada tangga berjalan tersebut, sejauh posisi imbang dikehendaki, dan tangga berjalan tersebut tidak pernah berhenti bergerak! Mata ganti mata, akan menjadi kaki ganti kaki, dan akhirnya nyawa ganti nyawa. Tidak peduli alat apa yang kita gunakan dalam membalas dendam : pakah itu dengan kata-kata, pentungan, panah, senapan, bom, bom nuklir sekalipun, balas dendam akan menempatkan kita pada tindakan menyakiti orang yang semakin meluas.
Mahatma Gandhi pernah mengatakan : Apabila kita hidup dengan falsafah “mata ganti mata” maka seluruh dunia akan menjadi buta. Oleh sebab itu, satu-satunya jalan adalah mau memaafkan. Pengampunan / memaafkan mempunyai kekuatan yang besar untuk menarik kita keluar kita dari masa lalu yang penuh dengan derita. Ia dapat menghentikan reaksi yang tidak habis-habisnya, sehingga menciptakan situasi dimana baik yang berbuat salah maupun korban dapat memulai sesuatu yang lebih baik. sebaliknya balas dendam hanya mengingatkan kepada sakit hati masa lalu.
Balas dendam membenamkan orang ke dalam pengulangan kenangan masa lalu yang tidak nyaman. Sementara oleh memaafkan, itu mematahkan cengkraman sakit hati di masa lalu yang ada dalam pikiran kita, dan memungkin kita untuk menghadapi hari esok yang lebih baik, meskipun dengan banyak ketidak pastiannya. Memaafkan orang yang menyakiti kita, adalah satu-satunya jalan untuk menyembuhkan sakit hati.
Dalam banyak hal memaafkan membutuhkan iman untuk melakukannya. Memerlukan iman untuk percaya bahwa rasa damai akan datang ke dalam hati kita yang susah, setelah kita memaafkan, dan percaya bahwa pembalasan adalah bagian Tuhan, seandainya perlu, dan bukan bagian kita.
Kemampuan untuk memaafkan adalah salah satu kemampuan terbesar yang diberikan kepada manusia, dan ini adalah salah satu dari sifat Allah. Apabila kita mempraktekkannya, kita mempraktekkan tabiat Allah. Apabila kita mampu untuk memaafkan, itu berarti kita memiliki kemampuan diatas rata dari umumnya manusia dengan sifatnya yang fana.
Yesus datang untuk membawa pengampunan dan keselamatan dari dosa, Dia juga datang untuk membebaskan kita dari sifat manusiawi kita. Ketika kita menerima Dia sebagai Juruselamat, kita juga menerima bagian dari sifat kemanusianNya yang luar biasa yaitu mengampuni. Ketika kita menerima Dia, seberapa besar sifat Yesus sudah menguasai hidup kita, tentu saja itu terserah kita, dan itu nampak dalam setiap pilihan kita.
Karena salah satu sifatNya yang menonjol adalah kesediaan untuk mengampuni, seberapa cepat kita bersedia mengampuni orang yang bersalah kepada kita, menjadi indikasi yang baik untuk menilai apakah kita mengijinkan tabiat Yesus yang agung mengendalikan diri kita. Apakah orang itu berhak atau tidak mendapat pengampunan dari kita, bukanlah menjadi masalah utama. Yang penting adalah kita melakukan yang benar, yaitu mau mengampuni atau member maaf.
Sebenarnya tidak seorangpun layak menerima pengampunan. Bila seorang berbuat salah, dia berhak mendapat hukuman. Tapi pengampunan lebih besar dari hukuman. Memberikan hukuman adalah sifat manusia, sementara mengampuni adalah tabiat Ilahi. Dan di akhir kotbah dari ibu yunita mengajak kita agak kita mengikuti sifat dari Yesus yang selalu mengampuni dan memaafkan ketika orang lain bersalah atau mungkin kita berbuat salah baik orang yang lebih muda atau tua dari kita. Lalu lagu tutup khotbah dengan menyanyi lagu sion nomor 103 “Jalan serta Yesus” lalu doa Tutup oleh Ibu Yunita Wuisan.
Seperti biasa setiap selesai acara vesper jemaat yang hadir menuju halaman gereja membuat lingkaran sambil bergandengan tangan dan mengucapkan selamat sabat tiga kali Tuhan memberkati.
S. Sibarani