Monday, July 05, 2010

AKIBAT KESERAKAHAN

Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu. Efesus 3 : 83:8




Masihkah kita merasa ada yang kurang dalam harta benda jasmani kita? Bila kita selalu merasa demikian, itu bisa merupakan tanda bahwa kita belum sungguh-sungguh mengenal kekayaan dalam Kristus Yesus. Dalam hal ini setiap orang percaya dipanggil untuk memahami betapa luar biasanya kekayaan yang terkandung dalam Kristus Yesus, yaitu kasih, damai sejahtera dan hikmat yang TUHAN berikan, serta kemuliaan yang akankita terima (ay. 8). Ada dua akibatnya bila orang tidak pernah merasa cukup dalam harta benda dunia. Pertama, ia menjadi semakin serakah. Ia akan semakin haus terhadap kekayaan dunia dan segala kesenangan-kesenangannya. Tak heran jika akhirnya ia akan memiliki sikap hati yang kejam, sewenang-wenang, tidak takut TUHAN dan tidak mempedulikan hukum hukum-NYA. Ia tidak akan dapat mempermuliakan ALLAH, sebab yang ia muliakan adalah Mamon (harta benda). Kedua, ia tidak akan memiliki damai sejahtera yang dari TUHAN, sebab ia mengejar damai duniawi yang bersifat sementara. Sekalipun hartanya berlimpah serta memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi, orang seperti ini tidak memiliki sukacita hidup yang sejati (Luk. 12:15). Sampai taraf tertentu, ia tidak bisa menikmati TUHAN sama sekali. Hatinya menjadi tumpul dan pengertiannya gelap. Akhirnya, ia tidak akan dapat melayani TUHAN. Yang diketahuinya hanya melayani dirinya sendiri dan menggunakan segala kesempatan dan tenaga orang lain untuk keuntungannya sendiri. Apa pun bagi dirinya sendiri, sebab kekayaan duniawilah yang terpenting bagi dirinya. Di sanalah pelabuhan dan kesukaan hidupnya. Karena itu sebagai orang yang diajar untuk memiliki jiwa musafir, kita harus memahami bahwa tidak merasa cukup merupakan bahaya yang sangat mengancam bagi pengenalan kita terhadap kekayaan Kristus.
Bagaimanakah bisa kita mengenal kekayaan Kristus? Untuk itu kita harus terlebih dulu mengenal TUHAN secara mendalam, dan hidup terikat erat dalam pergaulan dengan-NYA secara berkesinambungan. Pergaulan dengan TUHAN dapat diwujudkan melalui belajar Firman, pujian penyembahan, penyangkalan diri, pelayanan dengan segenap hidup kita. Harus ada kerja keras atau respons yang positif untuk itu. Kita harus menambatkan pikiran kita kepada TUHAN dan Kerajaan-NYA. Harus ada waktu yang kita sediakan untuk bertemu dengan TUHAN setiap hari. Setelah itu, barulah kita dapat mengecap dan melihat kebaikan-NYA (Mzm. 34:9).