Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Yohanes 5:6.
Yesus meninggalkan Kapernaum menuju Yerusalem untuk mengikut Paskah. Tidak ada tempat di kota itu yang begitu jelas menggambarkan sengsara dan penderitaan seperti kisah Betesda dekat Pintu Gerbang Domba. Pintu Gerbang Domba (Neh 3:1) berada pada pojok sebelah timur laut tembok bait suci, jadi kolam tersebut terdapat di sebelah utara kota itu. Takhyul popular mengatakan bahwa air kolam itu oleh kuasa gaib tergoncang pada saat-saat tertentu dan penderita yang pertama cebur di dalam air akan sembuh. Ratusan ornag s
akit memadati serambi-serambi tersebut dan dengan penuh perhatian mengamati kalau air kolam itu mulai bergoncang. Jikalau ada sesuatu yang menggocang air kolam itu, semua akan segera tercebur ke dalamnya sehingga orang yang paling lemah dan yang berat penyakitnya menghadapi bahaya terinjak-injak. Banyak dari antara mereka yang merasa putus asa akan berhasil sampai di kolam itu tanpa bantuan orang lain. Orang-orang lain telah menluncurkan dirinya ke dalam air, hanya untuk tenggelam. Di setiap penjuru terdapat tempat-tempat bernaung untuk berlindung dari panas matahari pada siang hari dan menutupi mereka pada malam hari. Hari-hari penderitaan berlalu sampai harapan hilang.
Di kolam itu orang yang paling mementingkan diri, orang yang paling kuat, dan yang paling bertekad adalah yang pertama sampai di air. Yang paling malang sangat sedikit harapan beroleh kesempatan karena itulah Yesus memilih orang yang paling berat penyakitnya. Pemberian Allah itu sama bagi semua orang yang layak menerimanya. Jalan-jalan ramai untuk mengikut Paskah dan tidak ada orang yang memperhatikan Manusia dari Galilea berjalan sendirian sambil merenung dan berdoa. Sekarang Ia berada di kolam itu. Ia menatap orang banyak yang menderita itu. Yesus jelas melihat kenyataaan kuasa Setan di atas bumi ini di dalam kesengsaraan manusia dan orang-orang malang berkerumun di kolam itu. Ia memandang penderita yang malang itu menanti-nanti kesempatan kesembuhan. Ia rindu menggunakan kuasa penyembuhan-Nya dan menyembuhkan setiap orang sakit. Tetapi hari itu hari Sabat, orang banyak pergi ke bait suci berbakti, dan diketahui-Nya bahwa menyembuhkan akan menimbulkan prasangka Yahudi sehingga memperpendek masa kerja-Nya.
Yesus menemukan kita terbaring di sisi Kolam Betesda kita sendiri dan rindu menyembuhkan penyakit dan mengampuni kesalahan kita. Hai orang yang menderita, maukah kamu disembuhkan?