Lukas 16 : 10 ; "Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara
besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak
benar juga dalam perkara-perkara besar.”
Ketika
menghadiri reuni sekolah, saya bertemu dengan teman saya yang bernama
Titik. Kamipun saling berbagi cerita oleh karena sudah hampir limabelas
tahun tidak pernah berjumpa dan berkomunikasi. Saya terkejut ketika dia
menceritakan teman dekatnya yang adalah teman sekolah kami juga yang
tiga tahun lalu meninggal. Luky adalah seorang pendaki gunung yang
sangat terampil dan berani, tidak ada yang di takutinya ketika akan
pergi mendaki gunung, namun sebuah tragedi terjadi, dia meninggal oleh
karena terjatuh dari gunung yang sedang didakinya. Sejak sekolah
menengah hingga sekolah perguruan tinggi, apabila libur tiba dia sering
mengadakan perjalanan bersama beberapa teman-teman untuk pergi mendaki
gunung bahkan sampai gunung-gunung yang berada di luar pulau untuk
menaklukkannya. Saya bertanya kepada Titik mengapa tragedi tersebut
bisa terjadi dan dia pun menceritakan “teman saya yang ikut bersama-sama
dengan dia ketika mendaki gunung bercerita kepada saya setelah saya
bertanya tentang mengapa peristiwa itu terjadi”‘ mengapa dia bisa
jatuh?, bukankah kalian memiliki peralatan pendakian yang lengkap? dan
bukankah dia sangat ahli dan berani dalam mendaki gunung?, bukankah dia
juga memiliki pengalaman yang cukup banyak tentang mendaki gunung.?”
Banyak pertanyaan yang Titik lontarkan kepada Tony teman Luky tersebut.
Tony
pun menceritakan kepada saya, “ketika saya dan Luky dan beberapa teman
lainnya pergi untuk mendaki gunung yang sudah lama ingin didaki, sepatu
yang dikenakan Luky kemasukan pasir, dia kemudian mengebaskannya, tetapi
tidak memperhatikan apakah masih ada pasir di dalam sepatunya. Dalam
perjalanan Luky merasakan kuku jempol kaki kirinya terasa sedikit sakit
dan sebutir pasir kecil masuk ke kuku kakinya. Namun karena keinginannya
yang besar untuk menaklukkan gunung tersebut dia tidak memperdulikan
pasir kecil yang masuk di kukunya oleh karena mereka hampir mencapai
puncak dari gunung tersebut. Namun beberapa jam kemudian kaki kirinya
mulai terasa sangat sakit dan ketika melewati daerah yang licin kakinya
tidak dapat berpijak dengan baik dan dia pun terjatuh dan meninggal
meskipun dia hampir mencapai puncak gunung tersebut.”
Sebagai
manusia yang memiliki banyak kelemahan seringkali sebutir kecil
kelemahan kecil dapat menghalangi kemajuan kita. Tuhan sanggup menolong
kita dalam setiap kelemahan kita. Oleh karena keinginan yang besar
untuk memperoleh jabatan, kedudukan dan harta, maka banyak orang tidak
memperdulikan hal yang penting yang kelihatannya sederhana seperti
memperhatikan istri dan anak-anak yang merupakan keluarga. Padahal
keluarga yaitu istri dan anak-anak adalah merupakan motivator yang
besar untuk mencapai berbagai hal dalam banyak kemajuan. Dan dengan
mengandalkan Tuhan banyak perkara yang dapat kita atasi dalam kelemahan
yang kita miliki.