Monday, April 05, 2010

AIR KEKAL

Barang siapa minum air ini ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan KUberikan kepadanya ia tidak akah haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan KUberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Yohannes 4:13,14.

Yeremia menyebut Yesus itu “pancaran air hidup” (Yer 17:13), dan Yesaya berkata, “Dengan sukacita engkau akan menimba air dari sumur keselamatan” (Yes 12:3). Karena air mengalir disebut “air hidup” maka wanita tersebut memikirkan mata air di lingkungan itu. Yesus tentu dapat menunjukkan tempatnya. Kerinduannya sudah timbul, ia menginginkan air hidup yang disebutkan-Nya, sekalipun hanya dari segi praktisnya. Oleh mendapatkan air ini ia tidak perlu lagi datang mengambil air tiap hari dari sumur ini.
Yesus memberi contoh penarikan jiwa dalam tindakan-Nya kepada Wanita Samaria ini. Pertama ditimbulkan-Nya di dalam dirinya suatu keinginan untuk mendapat sesuatu yang lebih baik “air hidup”. Kemudian disadarkan-Nya dia akan keperluan ketika dikatakan-Nya kepadanya, pergilah memanggil suamimu lalu kembali ke sini (Yoh 4:16). Yesus mengetahui seluk-beluk masa lalunya, akan tetapi perempuan itu tidak mau membicarakannya dengan seorang yang tidak dikenal, walaupun Ia seorang nabi, seperti dugaannya terhadap Yesus. Untuk mengalihkan perbicangan itu, ia memberi jawaban yang setengah benar, “Aku tidak bersuami (ayat 17). Membicarakan seluk beluk hidupnya dengan seorang asing tidaklah menyenangkan. Yesus berkata kepadanya, benar juga katamu itu, ‘Aku tidak bersuami’ karena engkau sudah lima kali bersuami, dan yang ada padamu sekarang ini pun bukanlah suamimu; yang engkau katakan itu memang benar (ayat 17, 18)
Pendengar-Nya gemetar. Tangan misteruis mengubah lembaran sejarah hidupnya menyingkapkan yang ia harapkan akan tersembunyi selamanya. Siapakah dia yang sanggup membaca rahasia hidupnya? Yesus menawarkan untuk memuaskan kehausan jiwanya. Air yang disebut Kristus adalah pernyataan kasih karunia-Nya di dalam firman-Nya; Roh-Nya, ajaran-Nya, adalah pancaran air yang memuaskan setiap jiwa. Semua sumber lain akan terbukti tidak memuaskan. Akan tetapi firman kebenaran adalah air sungai yang sejuk, yang diibaratkan sebagai air Lebanon, yang selalu memuaskan. Di dalam Kristus terdapat kepenuhan segala sukacita untuk selama-lamanya.