Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi? Lukas 1:18.
Raja Daud membagi keimamatan menjadi 24 bagian. Pada tiap bagian imam-imam melayani dua kali setahun selama satu minggu, mulai hari Sabat jam 3.00 sore dan pelayanan selesai pada hari Sabat berikutnya jam 9.00 pagi. Pada peristiwa-peristiwa khusus semua yang 24 bagian itu diharapkan menghadiri bait suci. Imam-imam berkumpul setengah lingkaran dan diundi untuk menentukan siapa yang akan berperan serta. Setiap orang mengangkat jari satu atau dua kali untuk dihitung. Ketua bagian memilih nomor secara acak dan mulai menghitung jari-jari sampai mencapai jumlah. Pilihan yang pertama membersihkan mezbah korban bakaran dan menyediakan korban. Yang kedua membersihkan kaki dian dan mezbah dupa. Yang ketiga mempersembahkan dupa dan berdoa – tugas terpenting. Yang keempat membakar potongan-potongan korban pada mezbah dan menyelesaikan upacara tersebut.
Kesempatan memimpin pada mezbah emas atas nama bangsa Israel dianggap sebagai suatu penghormatan tinggi, dan dari segala sudut Zakharia layak untuk melakukan hal itu. Kesempatan ini biasanya diberikan kepada imam hanya sekali seumur hidup, dan inilah waktu terpenting dalam hidup. Memilih penolong untuk mengeluarkan arang yang sudah lama dari mezbah dan yang lain untuk meletakkan yang baru, Zakharia meletakkan dupa di atas arang. Pada saat bau harum asap itu naik ke Tempat Yang Mahatinggi, ia berdoa untuk bangsa Israel.
Tiba-tiba malaikat TUHAN tampak di sebelah kanan mezbah, sisi yang menyatakan persetujuan. Dengan takjub, Zakharia gagal mengenal tanda persetujuan tersebut dan ia ketakutan. Ucapan pertama malaikat itu adalah “Janganlah takut” (Luk 1:13). Gabriel, malaikat yang sama yang memberikan tanda kedatangan Mesias kepada Daniel, sekarang tampak untuk mengumumkan kelahiran putra Zakharia dan Elisabet. (Zakharia menunjukkan keragu-raguan bahwa dia dan istrinya bisa memperoleh seorang putra pada usia lanjut mereka.) Walaupun ia mengetahui sejarah Isak, ia lupa bahwa Allah memenuhi apa yang dijanjikan-Nya. Sebagai akibat ketidakpercayaannya, malaikat itu mengumumkan bahwa Zakharia akan bisa sampai kelahiran anak yang dijanjikan itu. Kelahiran putra Zakharia, sama dengan kelahiran anak Abraham, dan juga putra Maria, mengajarkan kebenaran kerohanian yang besar, kebenaran bahwa kita lambat belajar dan mudah melupakan. Kita tidak sanggup melakukan hal yang baik oleh diri sendiri; akan tetapi yang tidak dapat kita lakukan akan dilakukan oleh kuasa Allah pada jiwa yang berserah dan percaya.