Sunday, April 11, 2010

PERCAYA BAHWA KITA MENERIMA

Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya lalu pergi. Yohannes 4:50.

Yesus menyuruh pegawai tinggi pulang karena anaknya sudah sembuh. Sekarang ia harus pulang dengan iman serta mempercayainya bahwa permohonannya sudah terkabul. Yesus selalu menuntut iman yang tidak bimbang dan tanpa syarat sebelum kuasa Ilahi dinyatakan. Rencana pegawai tinggi tersebut akan mempercayai jika ia dapat melihat lebih dahulu; Yesus menuntutnya agar mempercayai sebelaum melihat. Iman yang didasarkan pada terkabulnya permohonan berdiri pada dasar yang lemah, akan goyah apabila Allah melihat bahwa yang terbaik tidak mengabulkan keinginannya. Keluarga di rumahnya di Kapernaum melihat anak itu sudah sembuh, waktu terik matahari sehingga ia tidur tenang. Kana tidak jauh dari Kapernaum namun pegawai tersebut akan tiba di rumahnya pada sore hari setelah pembicaraanya dengan Yesus; ia tidak buru-buru pulang. Besok paginya barulah ia tiba di Kapernaum. Alangkah bahgianya kembali ke rumah.

Setelah ia dekat rumahnya, hamba-hambanya menyampaikan berita “Anakmu hidup!” (Yoh 4:51). Yang menarik perhatian ialah bahwa hamba-hambanya menyebutkan kata-kata Yesus sehari sebelumnya. Mereka terheran-heran karena tuan mereka tidak kaget mendengar berita itu. Yang ia tanyakan adalah jam berapa anak itu sembuh. “Mereka berkata, Kemarin sekitar jam satu demamnya sudah hilang” (ayat 52). Itulah saatnya imannya menyambut janji Tabib besar itu. Sekiranya kesembuhan itu terjadi sebelumnya atau sesudahnya maka ia akan meragukan kesembuhan tersebut bukan dari Yesus melainkan dari sumber lain. Sembuhnya putra pegawai tinggi tersebut membawa pertobatan bagi seluruh keluarganya, dan mempersiapkan keadaan untuk pelayanan Yesus di kemudian hari di Kapernaum di Galilea. Ia yang memberkati pegawai tinggi di Kapernaum itu rindu juga memberkati kita. Bukan karena kita sudah melihat atau merasa bahwa Allah mendengar kita barulah kita percaya. Patutlah kita mempercayai segal janji-Nya. Apabila kita menghampiri-Nya dengan iman, semua permohonan kita diterima Allah. Apabila kita sudah meinta berkat-Nya, patutlah kita mempercayai bahwa kita menerimanya, lalu bersyukur kepada-Nya bahwa kita sudah menerimanya. Lalu kita melakukan kegiatan kita dengan penuh keyakinan bahwa berkat yang kita minta akan kita nikmati pada saat kita sangat memerlukannya.