Friday, April 23, 2010

KEBESARAN ADALAH MELAYANI

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkah untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Markus 10:45.

Murid-murid itu sangat marah, masing-masing sedih karena teman mereka sepertinya telah mencuri posisi yang terbaik sementara mereka sendiri segan memintanya untuk mereka. Perselisihan akan supremasi belum juga berakhir, disini pada hari-hari terakhir dari pelayanan Kristus, kita melihat kebenaran yang menyedihkan digambarkan. Murid-murid itu masih tidak menghargai orang lain lebih dari mereka sendiri. Kelihatannya mereka tetap yakin bahwa seseorang yang memimpin mendapatkan pendidikan, pengaruh, kekayaan atau posisi keluarga yang lebih maju. Bagi mereka agama sama sekali menyangkut otoritas. Yesus sudah mengajarkan bahwa tidak ada posisi yang lebih tinggi daripada menjadi seorang hamba. Murid-murid itu telah melupakan nasihat-Nya. Perselisihan mereka mengenai yang terbesar telah membuat Dia berkata, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayanan dari semuanya” (Mat 18:4). Dunia kita menghargai orang kuat, tetapi Kristus memanggil orang kuat untuk melayani orang lemah, Allah memberikankita kuasa untuk memlihara dan melayani.
Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi. Tidaklah demikian diantara kamu, barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:42-45). Kristus sedang membangun sebuah kerajaan dengan prinsip-prinsip yang berbeda. Dia memanggil manusia bukan untuk memerintah, tetapi untuk melayani, yang kuat memikul kelemahan orang yang lemah. Kekuasaan, kedudukan, talenta, pendidikan, memberi para pemiliknya kewajiban yang lebih besar untuk melayani sesamanya. Kasih yang tidak mementingkan diri adalah ukuran dari kebesaran yang benar. Hidup Yesus sungguh suatu kehidupan yang melayani. Pada keseluruhan pelayanan-Nya, Dia tidak mengambil keuntungan seperti rabi-rabi Yahudi, Dia tidak mempunyai apa-apa yang Dia bisa sebutkan menjadi milik-Nya, Dia tidak pernah menggunakan kuasa Keallahan untuk keuntungan diri-Nya. Yesus adalah teladan kita. Bilamana diberikan kesempatan-kesempatan untuk membagikan misi TUHAN kita, kita harus mencari penghargaan yang benar.