Friday, April 02, 2010

GANDUM DAN LALANG

Hal kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Matius 13:24, 25.

Perumpamaan ini menyajikan contoh dari orang-orang Kristen yang baik jika situasi baik. Memiliki nama Kristus tetapi menyangkal tabiat-Nya, mendiskreditkan jemaat dan membahayakan orang-orang yang baru dalam iman. Ladang itu adalah jemaat Kristus, dan bibit itu adalah Injil. Tidak jarang di Timur Tengah untuk seorang membalas kejahatan dengan menabur lalang di ladang-ladang para musuhnya. Rumput itu merusak tanaman, mengurangi hasil, dan membawa kesulitan serta kerugian keuangan kepada pemiliknya. Setan menabur bibit kejahatan di antara para pengikut Kristus. Jikalau si jahat dapat menggerakkan orang Kristen menimbulkan perselisihan di dalam jemaat, dan menyerukannya ke dunia sebagai contoh-contoh perilaku orang Kristen, maka ia adapat menyalahtafsirkan kebenaran serta menabur ketidakpuasan dan ketidakyakinan di dalam jemaat itu sendiri.

Kristus dengan jelas mengajar mereka yang terus-menerus melakukan dosa terang-terangan harus dipisahkan dari jemaat, akan tetapi Dia tidak menanamkan tabiat dan motif menghakimi kepada kita. Terlalu sering orang merusak beberapa gandum pada saat mereka mencoba mencabut lalang. Kristus menyuruh kita membiarkan lalang bertumbuh bersama-sama dengan gandum sampai masa menuai. Jelaslah dari perumpamaan ini bahwa kedua kelas itu akan ada di dalam jemaat sampai akhirnya. Banyak yang menganggap dirinya orang-orang Kristen pada akhirnya akan kedapatan ringan. Banyak akan berada di surga yang disangka tidak akan masuk di sana. Manusia menghakimi dari penampilan, tetapi Allah menghakimi hati. Kita harus dengan rendah hati meneliti hati kita dan melihat kasus masing-masing kita. Hanya karena nama kita ada di dalam buku kenaggotaan jemaat tidak memastikan bahwa kita adalah orang-orang Kristen dan akan masuk surga.
Pada saat mereka bertumbuh bersama-sama pada musim semi maka gandum dan lalang nampak sama-sama hijau, akan tetapi jika datang musim panas maka gandum menjadi keemasan dan lalang itu menyatakan dirinya rumput yang tak berguna. Petani membakar lalang, dan tidak ada masa pencobaan kedua untuk mengubah tabiat dan menjadi gandum.