Saturday, April 10, 2010

SUATU KEHIDUPAN YANG TIDAK MEMENTINGKAN DIRI

Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Lukas 22:24.

Pembicaraan antara Yesus dengan murid-murid-Nya biasanya dipenuhi oleh kegembiraan, sangat dihargai oleh mereka semua. Jamuan Paskah dipandang sebagai sesuatu yang menarik dan khusus. Tetapi pada saat itu Yesus merasa sedih. Hati-Nya penuh beban, dan sebuah bayang ada diwajah-Nya. Sebagaimana Ia berjumpa dengan murid-murid-Nya di kamar atas, mereka memperhatikan ada beban yang berat di pikiran Yesus, walaupun mereka tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkannya, mereka bersimpati terhadap dukacita-Nya. Yesus mengamat-amati ke dua belas orang yang mengitari-Nya. Ia rindu untuk menyelamatkan mereka, tetapi memandang wajah mereka Ia melihat bahwa mereka belum siap untuk menerima pekabaran-Nya. Kata-kata-Nya tidak keluar dari bibir-Nya dan suasana menjadi hening. Murid-murid-Nya menjadi tidak sabaran dan menatap satu sama lain, mereka merasa penasaran malam itu siapakah yang menjadi favorit dari Gurunya.

Sampai saat terakhir dari pelayanan-Nya di dunia, murid-murid-Nya bersaing untuk menjadi yang terutama. Seluruh kehidupan Yesus adalah hidup yang tidak mementingkan diri sendiri. Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Matius 20:28). Tetapi murid-murid-Nya masih belum memahaminya. Sementara mereka merenung, mereka teringat akan Yakobus dan Yohannes yang menuntut kursi kehormatan di kerajaan-Nya, dan pikiran ini kembali membuat mereka cemburu. Sementara Yesus duduk berdiam, Yudas mendekat dan duduk disebelah kiri-Nya sedangkan Yohannes di sebelah kanan-Nya. Jika ada tempat yang tertinggi, Yudas memastikan ia akan memperolehnya, dan tempat itu disangkanya adalah dekat Kristus. Dan Yudas adalah seorang penghianat. Di dalam menghadapi peristiwa yang segera akan terjadi adalah suatu hal yang tragis di mana murid-murid-Nya berargumentasi tentang kedudukan di kerajaan yang tidak akan diteguhkan oleh Kristus. Yesus telah berulang kali mengajarkannya. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Tetapi mereka mengabaikan pengajaran-Nya yang sederhana dan melupakan seluruh keteladanan Yesus yang tidak mementingkan diri oleh sebab kecemburuan untuk mendapat kehormatan dan kedudukan.