Matius 25:40, “Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.”
Setiap kali saya
melewati lokasi itu khususnya ketika malam hari, saya selalu mendapati seorang
ibu yang berperawakan kecil, warna kulit hitam, rambut keriting dengan tubuh
yang kurus kering dan kerempeng ditemani seorang anak lelaki yang juga
berperawakan kecil, kurus kering dan kerempeng tinggal. Hampir setiap kali
dalam perjalanan kembali ke rumah dengan kendaraan yang saya gunakan, saya
melintasi jalan kompleks tersebut khususnya ketika jarum jam masih menunjukkan
di bawah pukul 10 pada malam hari, karena portal jalan tersebut akan diturunkan
bilamana jarum jam telah lewat pukul 10 di malam hari.
Saya tinggal di kompleks perumahan yang sama namun blok
yang berbeda. Oleh karena melintasi jalan kompleks itu cukup sepi, itulah
alasannya mengapa saya selalu melintas dari jalan itu disamping menghemat waktu
juga lancar. Awalnya saya tidak menaruh perhatian terhadap Ibu dan seorang
anaknya ini, namun waktu berlalu hari demi hari saya pun akhirnya memperhatikan
bahwa sang Ibu ini setiap malamnya tinggal di sudut portal jalan yang
berbatasan dengan tembok rumah orang lain dengan sebuah bangku yang tersedia.
Tanpa adanya atap yang menaungi mereka dari cuaca hujan, dinginnya angin malam
dan gangguan binatang lainnya, sang Ibu dan seorang anak ini tinggal di sana dari malam ke malam
bahkan tidur dengan badan terduduk di atas kursi kayu sambil tubuhnya bersandar
ke tembok namun tidak dapat meluruskan kaki mereka. Apa dan darimana mereka
makan setiap hari, saya pun tidak mengetahuinya sebab mereka tidak berada di
tempat itu ketika cahaya matahari masih bersinar dari pagi hingga sore hari.
Pada satu malam, saya pun berhenti tepat di samping mereka,
membuka kaca mobil dan memberikan sejumlah uang sambil berkata, “Semoga bisa
membantu untuk membeli makan kalian, ya.” Dengan cepat sang anak menghampiri
mobil saya dan mengambil uang tersebut sambil berkata, “Terima kasih.” Terlihat
muka ceria sang Ibu dan anak, mungkin karena mereka dapat membeli makanan untuk
malam itu. Teringat akan ayat roti pagi hari ini, Allah menghendaki setiap umat-Nya
menjadi orang yang dermawan, memberikan pertolongan bagi orang-orang yang lebih
miskin dari kita bahkan memberikan tumpangan bagi mereka, sama seperti Yesus
memberikan pertolongan bagi siapa saja yang membutuhkannya selama hidup-Nya di
dunia ini. Itulah ujian atas iman kita, yakni memiliki roh kedermawanan yang
tulus ikhlas tanpa pamrih dan maksud tertentu atas setiap pemberian yang kita
berikan. Siapakah sesama manusia yang lebih miskin dari kita, yang saudara dan
saya rencanakan hendak tolong hari ini? Marilah kita menolong mereka sebab
Allah berkenan bagi perbuatan kebajikan semacam ini.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan
tombol “Tell A Friend” dibawah ini: