Monday, October 01, 2012

Baku Dapa



Wahyu 22:4, “Dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.”


“Halo Om, ini Anton. Apa kabar?” Terdengar suara di telepon menyahut dengan gembira bercampur kaget, “Oh … dek Anton, apa kabar?  Wah sudah lama kita tidak ketemu, saya dengar kabar dari Debby bahwa dek Anton lagi di sini sekarang?” Om Agus dan keluarga menjadi sahabat bahkan sebagai orangtua kami ketika kami pernah tinggal di salah satu kota besar di wilayah kepulauan Indonesia beberapa tahun yang lalu. Hubungan kekerabatan yang demikian akrab menjadikan kami saling merindukan untuk bertemu satu dengan yang lain. Om Agus dan keluarga kembali ke kota kelahirannya dua tahun lebih awal dibandingkan dengan kembalinya kami ke kota asal tempat kami tinggal.
Enam tahun telah berlalu tanpa terasa. Kami pun disibukkan dengan kegiatan masing-masing tanpa pernah bertemu disamping jarak kota tempat kami tinggal juga cukup jauh. “Ok Om Agus, sebentar Sabtu kita ketemu, nanti kita ngobrol banyak”, sambil saya pun menutup telepon. Cuaca cerah pada pagi hari Sabtu, ketika sebuah mobil pribadi berwarna hitam berhenti di depan areal parkir hotel. Saya pun segera melangkahkan kaki menuju ke mobil tersebut karna saya yakin mobil itu adalah mobil yang digunakan untuk menjemput saya. Hanya dalam hitungan belasan menit, saya tiba di lokasi. Pertemuan kami sepanjang hari itu sangat membahagiakan. Enam tahun tidak pernah baku dapa terasa seperti baru beberapa hari yang lalu kami tidak bertemu. Terkenang semua kegiatan yang sering kami laksanakan secara bersama-sama beberapa tahun yang silam ketika kami tinggal di pulau yang sama. Nikmat dan indahnya pertemuan itu tak terasa kami telah menghabiskan waktu hingga jam 10 malam. Kami pun akhirnya berpisah dan saling berpelukan untuk satu harapan akan kembali bertemu di lain kesempatan.
Penantian kita untuk kedatangan Yesus kedua kali sudah berlangsung lama. Kerinduan kita untuk dapat mengenal dan melihat wajah Sang Penebus yang rela mengorbankan nyawanya untuk keselamatan saudara dan saya masih terus terpendam hingga saat ini. Sama seperti diantara kami masing-masing sibuk dengan aktifitas kami, namun ada waktu akhirnya kami dapat bertatap muka dan saling melepas rindu, saudara dan saya pun kelak akan tiba waktunya untuk bertemu dengan-Nya ketika masing-masing kita tetap setia dalam kebenaran yang kita telah miliki, berbuat perkara-perkara yang selaras dengan perbuatan sang Gembala Agung itu. Kelak, saudara dan saya akan melihat wajah-Nya bahkan nama-Nya akan tertulis di dahi kita menandakan kita adalah umat tebusan, pewaris sorga. Mari tetap setia kepada-Nya, niscaya kita akan tinggal bersama-sama dengan-Nya di Yerusalem baru.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini: