Matius 7:16, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri.”
Hari
ini adalah hari ketiga saya berada di kota yang letaknya berada hanya
beberapa ratus meter dari tepi pantai. Tidak heran cuaca di kota ini
cukup panas dipengaruhi oleh udara laut. Bahkan jalan raya utama yang
persis berada di depan hotel tempat kami menginap adalah hasil reklamasi
mengingat luas kota yang cukup terbatas sementara jumlah penduduk dan
kendaraan kian bertambah dari hari ke hari. Memang terlihat cukup
menarik pusat kota berada di tepi pantai.
Keberadaan
saya bersama teman-teman lainnya dari kota yang sama dengan tempat saya
tinggal yakni untuk menghadiri sebuah simposium rohani. Sangat menarik
karena pertemuan ini dihadiri oleh berbagai suku dari seluruh wilayah
tanah air Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Jadwal kegiatan
yang padat sepanjang hari membuat saya bangun pagi seperti biasa karena
acara simposium dimulai tepat pukul delapan waktu setempat di pagi hari.
“Selamat pagi … selamat pagi dan selamat pagi”, sapaan yang
berulang-ulang saya sampaikan ketika melewati meja demi meja peserta
yang terlebih dahulu tiba di restoran untuk sarapan. Dari antara
meja-meja yang terisi oleh peserta, mata saya tertuju kepada salah satu
meja yang diduduki oleh salah seorang saudara saya. Segera saya
menghampiri mereka dan berjabatan tangan satu dengan yang lain.
“Semua
keturunan bibi, saya kenal semua dari yang tertua sampai yang bungsu”,
ujar salah seorang peserta di meja bundar itu yang taka sing adalah
seseorang yang berprofesi sebagai Gembala di gereja. “Sepupu saya inilah
yang mukanya persis banget dengan bibi saya”, lanjutnya berkomentar
menegaskan kepada teman-teman makan pagi yang berada satu meja
dengannya. Beberapa kali saya bepergian ke beberapa kota, omongan
seperti ini sering saya terima acapkali bertemu dengan orang yang
mengenal saya dan ibu saya. Terpikir dalam hati, “Mirip siapakah saya
dikenal oleh orang lain melalui tingkah laku saya dalam perkara-perkara
rohani? Akankah orang berkata bahwa saya mirip dengan teladan Yesus,
Sahabat Agung atau Lusifer, guru yang sesat itu?” Kiranya saudara dan
saya dikenal sebagai sahabat Sang Juruselamat melalui buah kehidupan
yang muncul dari kehidupan kita sehari-hari.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: