Matius 23:34, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
“Hai Abang, apa kabar?”
sambil kami berjabat tangan. “Kamu, apa kabar Dek? Ketemu lagi setelah setahun
bahkan lebih kita terakhir ketemu di kegiatan yang sama di tahun lalu”, ujarku
kepadanya. “Iya ya Bang, cukup lama gak ketemu tapi aku liat Abang tetap segar
dan tampak awet muda walaupun usia pastinya udah nambah satu tahun”, jawabnya
sambil memuji. Kami pun ngobrol-ngobrol untuk beberapa menit lamanya. “Nanti
kita sambung lagi ceritanya ya Dek, selamat melayani”, aku mengakhiri obrolan
kami pagi itu.
“Sepintas aku pernah
mendengar berita tentang kalian berdua, kalau gak keberatan apa aku boleh tau
cerita yang sebenarnya dari versi kamu Dek”, tanyaku kepada sang wanita yang
berteman dengan salah seorang teman kuliahku dan juga masih memiliki hubungan
saudara dengan saya. “Wah … panjang ceritanya Bang, tapi biar deh aku ceritakan
ke Abang”, jawabnya sambil ia pun mulai menceritakan dari awal peristiwa itu
dimulai hingga berakhir dengan kondisi hubungan yang tidak dapat diteruskan.
Dalam ceritanya, ia menuturkan bagaimana ia diterpa dengan berbagai gosip
mengenai dirinya namun gosip yang beredar sesungguhnya berbeda dengan kenyataan
yang dia lakukan. Tidak terhenti sampai di situ, ia merasa dihina dan
direndahkan oleh banyak orang melalui cerita-cerita yang tidak sesuai dengan
fakta, termasuk sang pria yang menjadi teman akrabnya akhirnya menuduhkan
hal-hal yang tidak pantas terhadap dirinya.
“Aku hanya berdoa supaya Tuhan tunjukkan yang terbaik untukku dan apa yang dibicarakan banyak orang tentang aku semua terpatahkan”, ujarnya diakhir ceritanya. “Dek, boleh jadi apa yang kamu lakukan tidak seperti apa yang digosipkan orang terhadap kamu, saat ini kelihatannya masih abu-abu bahkan terlihat hitam, namun percayalah kebenaran adalah kebenaran dan akan terungkap yang saat ini abu-abu bahkan hitam itu akan menjadi putih untuk waktu yang akan datang. Kamu tidak perlu khawatir dan gelisah dengan semua pemberitaan itu, tetap semangat dan berlaku yang wajar-wajar saja, akan tiba waktunya orang lain menyadari bahwa apa yang mereka tuduhkan tidaklah demikian aslinya”, nasehatku kepadanya. Teringat kondisi Yesus selama hidup di dunia ini, didera dengan berbagai cemoohan, fitnah dan tindak kekerasan. Namun satu kemenangan yang diteladankan bagi kita yakni mendoakan dan mengampuni orang yang berlaku kasar dan curang terhadap kita. Ketika kita sanggup melakukan hal yang sama seperti Yesus lakukan, kita telah menolong diri kita sendiri dan orang lain untuk memiliki kualitas hidup rohani yang tak tertandingi.
Mari
Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell
A Friend” dibawah ini: