Yohanes 15:4, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Saya memasuki lobby kantor sekitar pukul delapan lewat lima menit di pagi hari. Ada satu suasana yang berbeda dari biasanya. Ada banyak para karyawan pria yang bergerombol dan berkerumun di salah satu ruangan. Saya menoleh ke salah satu sudut yang berlawanan, saya melihat beberapa karyawan wanita juga berkerumun. Langkah kaki saya pun terhenti sejenak sambil membuka telinga saya dengan lebar dibarengi rasa penasaran, obrolan apakah gerangan yang sedang dibicarakan oleh orang-orang yang berkerumun ini. Ooohh … ternyata mereka sedang membicarakan pertandingan sepak bola yang sore itu akan berlangsung antara Negara yang berlambangkan binatang singa dengan Negara kita yang dilambangkan dengan Burung Garuda.
Tampak pembicaraan serius dan hangat. Ada yang mencoba menebak angka hasil pertandingan berapa, ada pula yang menebak kira-kira siapa pemain yang akan mencetak gol pada pertandingan malam nanti. Saya pun melanjutkan langkah kaki menuju ke ruang kerja saya yang terletak di lantai dua dari bangunan kantor yang perusahaan kami miliki sendiri. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, sementara saya asyik dengan beberapa rapat yang baru berakhir pada beberapa jam sebelum pulang, sehingga saya baru mulai melanjutkan pekerjaan yang terletak di meja kerja saya sore hari itu. “Pak, saya pulang duluan ya”, tegur tim kerja saya sambil membuka pintu ruangan saya. “Oh … iya” jawab saya sambil beranjak dari tempat duduk dan bergerak ke luar ruangan. “Apa Pak Dwi sudah pulang juga ya?” tanyaku kepada tim kerja saya yang berjenis kelamin wanita. “Sudah Pak, semua sudah pada pulang karna mau nonton bola”, jawabnya menegaskan.
Benar adanya seluruh ruangan kerja lainnya sudah gelap tanpa cahaya lampu saat saya beranjak ke luar ruangan hendak pulang ke rumah. Bahkan salah satu ruangan di lantai bawah yang biasanya masih dihuni oleh banyak orang pun sudah lengang tanpa penghuni. “Hebat bener ya daya tarik sepak bola ini bagi banyak orang”, pikirku dalam hati. Bagaikan ada lem perekat yang menempel di tubuh banyak orang, sehingga begitu ada pertandingan sepak bola, orang-orang rela meninggalkan segala-galanya demi menyaksikan pertandingan tersebut. Kalau saja kedekatan kita dengan Allah memiliki lem perekat yang kuat sama seperti daya tarik sepak bola ini, tentunya banyak manusia di muka bumi ini yang akan hidup lebih baik karna hubungan kekerabatan dengan Allah pasti akan menghasilkan buah-buah perkataan, pemikiran dan perbuatan yang baik pula, sebab hanya kebaikan semata yang ada pada Allah. Mari kita lekatkan diri kita kepada Allah si Pemberi Hidup itu, maka buah yang akan kita hasilkan adalah buah kebenaran dan kebaikan semata. Sudahkah kita siap meninggalkan segala sesuatu yang lain yang dapat menghalangi kita untuk tinggal di dalam Allah? Berdoalah dan minta pertolongan Roh Kudus agar kita memiliki minat yang sama bahkan lebih besar seperti minat kita yang amat besar terhadap pertandingan sepak bola. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :