Monday, November 07, 2011

THE POWER OF A LETTER


Laporan Pelayanan Perorangan, Sabat 5 November 2011


Dorongan Pelayanan Perorangan (PP) pada hari Sabat, 5 November 2011 dibawakan oleh ibu Yunita Wuisan, pimpinan department Diakones jemaat Kemang Pratama.

Ibu Yunita mengawali dorongan PP dengan menceritakan ilustrasi seorang anak yang bernama Cindy -anak seorang pendeta- dimana ia harus diamputasi kakinya, karena kecelakaan. Berita kecelakaan dan amputasi ini sampai pada seorang actor terkenal, John Wayne, yang kemudian mengirimkan surat kepada anak tersebut untuk menguatkan dia. Cindy setelah membaca surat tersebut segera menulis surat untuk membalas surat sang actor itu. Dia menulis: ”Mr. Wayne, apakah engkau mengenal Yesus, Yesus yang mengasihi Saya? Surga tidak lengkap tanpa engkau ada disana. Mr. Wayne, terimalah Yesus pada saat ini juga.” Di saat Cindy telah selesai menulis surat tersebut, memasukkannya ke dalam amplop dan bermaksud untuk mengirimnya via kantor pos, kebetulan ada orang yang membesuknya dan mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan Wayne dalam suatu pesta dan dia mengatakan bahwa Cindy boleh menitip surat tersebut.

Pada saat pesta orang-orang termasuk Mr. Wayne telah berkumpul, sekitar 12 orang. Dan di saat mereka sudah duduk, ngobrol (berbicara) satu dengan yang lain, maka orang tersebut menyampaikan surat itu pada John Wayne. Kemudian John Wayne membaca surat tersebut…”Mr. Wayne, apakah engkau mengenal Yesus, Yesus yang mengasihi Saya? Surga tidak lengkap tanpa engkau ada disana. Mr. Wayne, terimalah Yesus pada saat ini juga.” Setelah membaca surat Cindy tersebut, air muka tuan Wayne berubah dan ia mengucurkan air mata. Teman-temannya yang hadir pada saat itu melihat perubahan pada raut wajahnya dan bertanya apa yang terjadi. Kemudian tuan Wayne berkata: “Tolong sampaikan pada Cindy bahwa Saya pada saat ini juga menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Saya”. Dikisahkan tidak beberapa tahun kemudia John Wayne meninggal dunia.

Ibu Yunita juga menceritakan bagaimana seorang oma (nenek) yang sudah lanjut usia bila bertelepon dengannya selalu mengingatkan agar ingat pada Tuhan dan jangan mencari harta dunia ini. Di usianya yang sudah cukup lanjut, nenek ini tetap setia dan pergi ke gereja walau harus menggunakan angkutan umum dan menjadi panutan bagi anak cucunya.

Pada akhir dorongan PP, ibu Yunita menyatakan bahwa masing-masing kita adalah partner Tuhan. Mari kita mengenalkan Kristus pada orang lain, kita tidak tahu kapan mereka menerima Kristus, bisa segera bisa juga tunggu beberapa waktu lamanya baru menerima Kristus. Kita mengenalkan Kristus dan Roh Kudus yang bekerja. Marilah kita menjadi partner Tuhan dan menyampaikan kabar keselamatan kepada sesama, dan biarkan Roh Kudus yang akan bekerja. Amin.

-JS-