Amsal 16:3, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.”
Sejujurnya saya meminta kepada pimpinan saya untuk mengadakan perjalanan dinas satu minggu lagi, namun saya berangkat satu minggu lebih awal dari rencana saya semula karna atasan saya menginginkan saya untuk bepergian lebih cepat. Akhirnya, saya pun menjadwalkan perjalanan dinas sesuai dengan jadwal yang diinginkan atasan saya, walaupun saya sendiri tidak merasa nyaman dengan tanggal tersebut dikarenakan berbagai aktifitas yang mendesak di kantor. Saya pun mengatur tugas-tugas saya dengan tim yang ada sebaik mungkin, memastikan semua kegiatan akan berjalan dengan baik.
Perasaan tidak nyaman mulai saya rasakan dikala email pemberitahuan rencana kunjungan saya baru mendapatkan konfirmasi dari orang yang hendak saya temui tiga hari setelah saya kirimkan email yakni sehari sebelum saya harus berangkat itupun sudah sore hari. Ketidaknyamanan kedua yang saya rasakan yakni jadwal penerbangan yang tidak sesuai harapan dikarenakan reservasi dilakukan kurang dari 12 jam sebelum keberangkatan. Namun demikian saya akhirnya berangkat juga. Pukul 4.20 WIB di pagi hari saya sudah berada di counter “check-in”, berharap saya memiliki waktu luang lebih banyak sebelum terbang. Eeh …. apa yang saya harapkan tidak sesuai. “Kok … lama banget sih?” pikirku dalam hati sambil berdiri menunggu di depan counter. Tiba-tiba petugas berkata, “Mohon maaf Pak lama menunggu. Kami harus mengenakan denda sebesar USD 50,00 untuk penggantian tiket karna nama yang ada di dalam tiket tidak sama dengan nama yang ada di dalam paspor. Paspor lama bapak memang namanya lengkap namun nama di tiket ini tetap tidak lengkap. Silahkan bapak bayar ke kasir”, kata sang petugas sambil menunjukkan lokasi kasir.
“Aduh kenapa ya perjalanan saya kali ini kelihatannya tidak mulus prosesnya”, pikir saya dalam hati sambil saya pun berdoa, “Ya Allah, hanya Engkau yang hambamu andalkan untuk perjalanan dinas ini. Hambamu hanya berharap mendapatkan kesuksesan walaupun diawali dengan proses yang terlihat tidak mulus. Terbatas kemampuan saya untuk menganalisa semua itu, namun Engkau maha mengetahui dan saya yakin akan kehadiran dan pertolonganMu. Amin.” Saya pun berusaha untuk tidur nyenyak sepanjang perjalanan tanpa harus mengingat masalah yang telah terjadi. Ketenangan pun akhirnya menjadi bagian saya sepanjang perjalanan itu. Semoga kisah saya ini menjadi kekuatan bagi para pembaca di seluruh pelosok tanah air bahkan belahan bumi ini, Allah sanggup mengambil alih ketidaknyamanan perasaan jiwa kita, ketika kita pun menyerahkan hal itu kepada-Nya dan jiwa kita akan mendapatkan ketenangan. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :