Tuesday, November 13, 2012

ARTI SEBUAH KEHIDUPAN



Matius 6 : 25 – “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”

Saya tiba di rumah sedikit terlambat dari waktu biasanya. Setelah menghabiskan beberapa waktu bersama ketiga anak dan suami saya, saya melanjutkan kegiatan rutin malam itu.  Menyiapkan keperluan sekolah anak2 besok, pakaian kantor saya dan suami,  memastikan masih  tersedianya bahan makanan untuk esok hari, dan tidak lupa membaca beberapa halaman buku, diakhiri beberapa fatsal ayat Alkitab hingga tiba waktunya istirahat. Saya lalui sisa hari itu tanpa ada sesuatu yang istimewa dan berkesan. Semua terasa datar dan hampa. Saya teringat hal2 yang menjengkelkan sepanjang hari itu, dimulai saat pertemuan dengan client yang waktunya molor hingga dua jam dari waktu yang telah disepakati, pekerjaan kantor yang tak kunjung selesai akibat migrasi system baru pengolahan data, rekan2 kerja yang ‘sedikit’ memaksa untuk mempersiapkan acara tutup tahun kantor, salah satu team kerja yang sangat sulit diatur sehingga  menyebabkan ‘deadline’ penyerahan report mingguan terganggu, sampai permintaan atasan untuk memajukan jadwal pertemuan dengan ‘supplier’ yang mestinya minggu depan menjadi esok harinya. Saya dapati effect “bad mood” saya hari itu menjadi alasan kuat menjadi  pemicu perasaan hampa saya.  

Malam itu saya tidak dapat memejamkan mata.  Rasa gelisah, resah dan galau menjadi satu.  Saya arahkan pandangan saya ke jam dinding yang terletak di sudut ruangan, waktu menunjukan pukul 02.00 dini hari. Ditengah kesendirian saya, pikiran saya mulai melayang2,  berangan2  bahkan berandai2.  Tidak hanya terhadap hal2 yang akan datang demikian pula atas hal2 penting lainnya  yang telah saya lewati. Akibatnya, saya merasakan  kekhawatiran dan  kecemasan yang berlebihan. Kembali, saya akhiri malam itu dengan perasaan hampa dan kosong.
Pagi itu saya bangun dengan kondisi tubuh kurang fit. Setelah  menyiapkan sarapan dan bekal anak2  ke sekolah, sayapun bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja. Usai perbaktian keluarga kami berpisah. Perasaan saya belum kembali normal. Pagi itu saya masih merasakan kegalauan yang sulit untuk di terangkan dengan kata2. Sambil mengendarai kendaraan menuju tempat bekerja, seperti biasa saya memutar salah satu stasiun radio yang secara rutin menyiarkan satu program acara yang berisi motivasi. Bukan tanpa kebetulan pagi itu saya memutarnya. Jadwal program tsb menjadi catatan penting bagi saya dan seolah menjadi ritual saya setiap pagi. Saat nara sumber TDW, sang motivator ternama negeri ini memulai  pembahasan pagi itu dengan kalimat “Jangan lihat masa lalu dengan penyesalan,  jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tetapi lihatlah orang2 di sekitar anda dengan penuh kesadaran”, saya tertegun.  Kata2 itu memiliki makna yang cukup dalam. Saya coba mencerna kembali isi kalimat itu, hingga menemukan arti yang sesungguhnya.

Saudara2, seringkali kita merasa bahwa problema hidup kita adalah yang terbesar dan terumit,  terkadang kita melihat permasalahan yang kita hadapi lebih sulit dibandingkan permasalahan orang lain, hidup kita lebih merana dibandingkan orang lain, akan tetapi saat kita membuka mata kita lebar2, membuka mata hati kita, dan memandang ke sekeliling kita dengan penuh kesadaran, kita akan melihat begitu banyak orang yang jauh kurang beruntung dibandingkan kita.  Tanpa pekerjaan, tanpa tempat tinggal, makan dan minum seadanya, tidak dapat mengenyam pendidikan dan sangat sulit mencapai cita2 yang mereka impikan.  Mengapa ? taraf kehidupan  mereka yang sangat minim dalam kondisi yang kurang beruntung membawa mereka jauh dari hal2 yang menyenangkan di dalam hidup mereka.  Bagaimana dengan kita? Allah menyediakan segala keperluan kita, pakaian, makanan dan minuman, tempat tinggal, bahkan usaha tangan kita di berkatiNya.  Bukankah semuanya ini hal yang patut kita syukuri? Mengapa kita harus khawatir, cemas dan tawar hati? Permasalahan hidup adalah bagian dari berkat yang Dia janjikan kepada kita. Jika kita setia dan menuruti segala perintahnya, Dia dapat merubah problema menjadi “sebuah hadiah”.  Siapkah kita menerima hadiah kejutan dari padaNya? Ataukah  kita berusaha untuk menjauh dari “pohon problema hidup” itu ?    
Gantinya memikirkan hal2 yang mengganggu pikiran kita, mari panjatkan ucapan syukur dan pujian2 hanya kepadaNya, kasih setiaNya kekal untuk salama2nya. Dia yang akan menyempurnakan hidup kita, memberikan makna dan arti kehidupan yang sesungguhnya bagi umat yang setia dan percaya kepadaNya.  Allah akan menyediakan. Selamat menjalankan aktifitas hari ini.  Tuhan memberkati.
“Remember, GOD provides the best camouflage several  hours of every 24..”—David M Shoup.      

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: