Matius 6 : 14 – “Karena jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga”.
Kedua putri kami bergegas menghampiri
saat kami tiba di rumah sore itu. Saya belum lagi duduk saat sang kakak
melaporkan bahwa telephone genggam yang saya tinggalkan di rumah sudah tidak
dapat digunakan lagi. Saya memandang
keduanya dengan heran sambil berpikir, apakah ini ulah putra kami terkecil yang
senang mengutak-atik handphone, sedang dia tidak bersama kami sore itu,
“Kenapa?”, tanya saya. Tampak putri kedua kami diam, tidak berkata apa2, dan
menunjukan wajah murung. Kakaknya melanjutkan, “Saat digunakan adek,
kemungkinan dia salah pencet sehingga error, dan sampai sekarang masih belum dapat berfungsi lagi.”
Saya ambil telephon genggam itu dan
segera memeriksanya. Saya tidak temukan
sinyal. Tampaknya memang terjadi “crash” dalam system pengoperasian jaringan
telekomunikasi di dalamnya. Saya tatap
wajah putri kedua saya untuk memastikan bahwa dia mengerti apa yang telah
terjadi dengan handphone itu. Saya tinggalkan mereka berdua tanpa berkata apa2
lagi, dan menuju kamar. Saya kesal,
namun tidak ingin menunjukan kekesalan saya kepada mereka. Saya lihat suami
saya mencoba memperbaikinya. Kedua putri
saya disana memperhatikan apa yang sedang di kerjakan ayah mereka.
Dari kejauhan saya mendengar ucapan
suami saya, ”Sudah berkali2 papi dan mami ingatkan kepada kalian, hati2
menggunakan handphone, kalau sembarangan, begini jadinya. Kalau rusak sudah tidak dapat digunakan lagi, kalau
harus membeli yang baru, mahal harganya,” demikian ayahnya sambil terus
memperbaikinya. Sesaat kemudian saya mendengar langkah kecil menghampiri saya,
saya menoleh, ternyata putri saya yang kedua. “Maaf ya mami, saya sudah bikin
rusak telephone mami,” dia berujar perlahan. Saya diam, dan tidak menjawab
apa2. Sesaat kemudian dia meninggalkan
saya.
Saya masih kesal. Ketika saya sedang
membereskan sesuatu di dapur, saat
berbalik, saya kaget dan hampir menabraknya. Saya dapati putri
kedua kami sedang berdiri tegak
persis di belakang saya dan menghadap ke arah saya. Dia terdiam dan menatap
saya. Saya tatap wajahnya dan melihat
matanya, saya temukan kedua mata itu berair. Air mata meleleh di kedua pipinya. Belum
sempat saya bertanya, dia telah mendahului dengan ucapan, “Mami, maafkan saya,
saya sudah bikin rusak handphone mami, saya berjanji untuk tidak melakukannya
lagi.” Sekejap kekesalan saya hilang. Saya peluk putri saya erat2 dan
segera menghapus air di kedua matanya,
seraya menganggukkan kepala dan berkata : ”it’s ok nak mami maafin, tapi besok
jangan diulang lagi ya.”
Saudara, ayat renungan kita pagi ini
mengingatkan kita untuk memberikan maaf dan mau mengampuni kesalahan orang
lain. Sama seperti Yesus Kristus, Dia
akan mengampuni dosa2 yang telah kita lakukan, jika kita mau mengakui kesalahan
kita dan bertobat untuk meninggalkannya. Allah kita adalah Allah yang penuh
kasih, yang tidak membiarkan kita binasa
atas dosa2 dan kesalahan yang kita perbuat.
Dia maha pengampun, Dia akan membersihkan dosa2 kita yang se-merah
kermizi menjadi se-putih salju, untuk satu tujuan mulia, yaitu Keselamatan
sejati, yang dia anugrahkan kepada
hamba2-Nya yang setia dan yang selalu
berjalan di jalan-Nya. Maukah kita
mengampuni orang yang bersalah kepada kita hari ini? Mari memberikan maaf.
Selamat pagi, selamat beraktifitas,
Tuhan memberkati.
“Even though we are deceived, still believe. Though we are
betrayed, still forgive. Love completely even those who hate you “ – Sun
Myung Moon.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini
kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: