Thursday, November 15, 2012

KESABARAN MEMBAWA NIKMAT





Ibrani 6 : 15 – “Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan  kepadanya”



Waktu menunjukan pukul 06.00 sore saat saya mendengar salah satu rekan kerja saya berbicara pelan di  telephone.  “3 pan Super  Supreme, 3 pan American Favorite, dan 3 pan Meat Lovers, semuanya ukuran besar, jangan lupa Cheeze & Cinnamon sticks masing2  empat bungkus, dikirim sore ini”, lantas menutup telephone.  Tak lama suara yang sama saya dengar,  “Teman2, jangan pulang dulu ya, saya sudah memesan makanan untuk kita malam ini,” demikian dia berbicara lebih keras. Saya mengangguk2, “Oh…sekertaris kantor sedang memesan makanan untuk karyawan yang lembur malam ini rupanya…”, gumam saya dalam hati. 

Saya masih mengutak-atik pekerjaan saya, ketika dari kejauhan saya mendengar beberapa teman2 ada yang mengusulkan untuk pulang duluan, ada pula yang menahan teman2 yang berusaha untuk pulang. Bahkan ada yang mengusulkan untuk meng-cancel  saja pesanan yang belum kunjung tiba itu. Saya sempat terpikir, apakah saya pulang juga? Diluar hujan sedang turun. Saya lihat sekertaris kantor mulai tampak gusar, dia mulai sibuk , beberapa kali mencoba menghubungi melalui handphone-nya, sebentar2 dia melihat ke arah pintu masuk kalau2 pesanan sudah datang. Jam di tangan saya menunjukan pukul 08.10 malam. Tampaknya perut saya mulai tidak bisa diajak kompromi lagi.  Lamat2 saya mendengar beberapa teman berpamitan untuk pulang. Satu, dua,…tiga.., sampai tiba saatnya sekertaris kantor mendatangi saya, “Bu, ibu belum pulang kan? Bos saya sedang meminta saya mendata berapa orang yang belum pulang”, tanyanya hati2. Sekilas saya melihat jam dinding di sudut ruangan, “Saya belum pulang , mungkin sebentar lagi pekerjaan saya beres, baru saya pulang”, demikian saya berujar, sambil mencoba mempercepat process kerja saya. 

Sekertaris kantor masih di depan saya saat ‘office boy’ menemuinya  dan mengatakan bahwa seseorang mencarinya.  Hampir melompat dia menjawab, “Itu pasti pesanan kita bu..”, dan segera meninggalkan saya. Benar, tak lama kemudian dia datang namun wajahnya tampak sedikit murung seraya berkata, “Pesanan makanan-nya banyak sekali, tetapi orang2 banyak yang sudah pulang, bagaimana dengan ini?”, tanyanya sambil menunjukan beberapa kantong  makanan di kedua tangannya.  Dengan dibantu office boy mereka mulai mengeluarkan pesanan makanan sambil sesekali bersenda gurau melihat jumlah pesanan makanan yang cukup banyak. Sementara kami tertawa, saya melihat pimpinan saya menghampiri kami dan berkata, “Kita makan saja semua, kalau masih sisa bawa pulang saja,”.   Wow, saya bisa bayangkan bagaimana kenyangnya kami saat itu melihat karyawan yang masih tinggal di kantor hanya tinggal segelintir saja. Tak ayal, masing2 kami yang tinggal bisa membawa pulang 1 pan pizza ukuran besar dengan satu bungkus cinnamon sticks. Berkat yang tak terduga ! 

Saudara,  dalam hidup ini kesabaran adalah sikap yang harus dan terus kita pupuk. Sikap yang mesti kita miliki dalam setiap keadaan. Sabar di setiap kesempatan menjadikan seseorang  sosok yang tangguh, yang tidak mudah menyerah dan putus asa.  Menanamkan sikap sabar dari hal2 yang kecil akan membantu memudahkan seseorang   menjalani kehidupannya. Memang tidak mudah untuk bersabar, akan tetapi saat kesabaran telah kita upayakan, maka processnya harus dihargai.  Meminta pertolonganNya dan membiarkan Dia yang  akan mengendalikan kita, adalah respon positif yang mesti kita lakukan dalam tahap belajar untuk menjadi seorang yang lebih sabar. 

Ayat renungan kita pagi ini mengajarkan kepada kita bahwa  buah dari kesabaran adalah hal2 yang penuh dengan sukacita. Mengalami berbagai fase dalam kehidupan melalui rintangan, cobaan dan problema hidup  dengan kesabaran yang tiada batas,  akan melahirkan kebahagiaan yang seutuhnya. Kebahagiaan dari padaNya.
Mari bersabar untuk menjemput hasil yang “istimewa”. Selamat menikmati hari libur.  Tuhan memberkati.


“…Patience, Persistence and Perspiration make an un-beatable combination for success..”