Matius 25:40 ; “Dan Raja itu akan menjawab mereka : Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Udara sore itu cukup
panas, matahari masih menyisakan warnanya di antara gumpalan awan. Jalanan tampak begitu padat ditengah
keramaian kendaraan bermotor yang melintasi jalan2 di tengah kota metropolitan
ini. Perjalanan pulang menjadi lebih
panjang dari biasanya disebabkan kemacetan yang terjadi dimana2. Beberapa kali saya harus menghentikan
kendaraan dan sesat kemudian menjalankannya kembali, demikian berjalan beberapa
jam hingga saya meraskan kebosanan yang luar biasa. Untuk mengisi kebosanan,
saya coba memutar music kesayangan saya dan mencoba larut dalam lagu2 yang saya
dengarkan.
Ditengah kemacetan tersebut, tanpa sengaja
mata saya tertuju ke salah satu sudut jalan. Sejenak saya tertegun. Pemandangan
yang cukup mengharukan terjadi. Tepat di
depan salah satu restoran cepat saji, restoran yang juga kesukaan ketiga anak
saya, dimana restoran tersebut dihiasi dengan jendela2 yang cukup besar
yang dapat memper-tontonkan para
pengunjung yang sedang menikmati makanan
mereka, di tengah rintik hujan yang membasahi sore itu, seorang pria pengemis
sambil menenteng tas yang cukup besar dibahunya, bediri tegak menatap persis ke
arah jendela2 yang mengarah ke jalan utama. Terlihat beberapa pengunjung dengan
lahap memasukan makanan ke dalam mulut mereka.
Tampak beberapa potong ayam goreng, beberapa bungkus kentang goreng dan beberapa gelas minuman dingin
terhidang di hadapan mereka. Para
pengunjung tampak menikmati makanan cepat saji yang disuguhkan.
Saya dapat melihat
dengan jelas wajah pria pengemis itu.
Wajah yang tampak ingin juga menikmati makanan tsb. Dia tetap berdiri disana
menghadap para pengunjung restoran sambil sesekali menahan air liurnya. Saya coba
alihkan pandangan saya ke depan sekedar mengusir perasaan haru yang tiba2 singgah di hati saya. Kemacetan kota cukup parah sore itu, membuat
kendaraan saya berhenti cukup lama tepat di depan restoran cepat saji tsb.
Saya-pun mulai merasa lapar. Sempat terpikirkan untuk menepi dan berhenti
sejenak untuk menikmati sajian restoran tersebut.
Sementara saya masih mempertimbangkan hal itu, dari kejauhan saya
melihat tiga orang wanita berjalan melintasi restoran cepat saji ini. Seakan hendak berhenti dan masuk ke dalam
restoran, mereka bertiga menahan langkah sejenak, dan saya melihat dengan jelas
bagaimana salah seorang dari ketiga wanita itu menunduk dan memberikan sebuah
bungkusan kepada pengemis itu dan melanjutkan perjalanan mereka. Si pengemis
dalam keadaan duduk karena mungkin sudah terlalu capek berdiri, serta merta membuka
bungkusan yang diterimanya. Saya dapat
melihat bagaimana rona wajah si pengemis tsb saat memegang bungkusan tsb. Sejenak dia tertunduk, seakan
sedang mengucapkan doa, selanjutnya dia tampak menikmati makanan restoran khas
jepang itu dengan nikmat.
Saudara, di dalam
kehidupan ini berapa sering kita melihat pemandangan seperti diatas? Berapa banyak orang2 yang kurang beruntung
untuk menikmati makanan yang pernah kita nikmati? Pernahkan kita berpikir bahwa
mereka-pun ingin merasakan makanan khas restoran itu? Dan adakah keinginan kita
untuk membagikan kepada mereka berkat yang kita terima, sehingga mereka
mendapatkan kesempatan untuk menikmati hal yang sama?
Terkadang kita lupa bahwa apa yang kita
miliki saat ini adalah pemberian yang Dia titipkan kepada kita. Tanpa kita
sadari kita telah menyimpannya rapat2 dan enggan untuk membagikannya.
Memberikan dan membagi apa yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan
adalah masifestasi KASIH kita terhadap Yesus Kristus. Kita telah menerima kasih-Nya terlebih
dahulu, maka selanjutnya kasih yang sama kita bagikan kepada orang2 yang
membutuhkan, yang berada di sekeliling kita.
Pengemis adalah salah satu orang yang
kurang beruntung dalam hal menikmati berkat makanan ala restoran. Ayat renungan
kita pagi ini mengajak kita untuk berbagi dengan mereka. Memberikan apa yang
ada pada kita kepada orang yang paling hina ini sama berartinya memberikan apa
yang kita miliki kepada Dia yang telah
mengasihi kita terlebih dahulu. Mari berbagi, maka berkat akan di curahkan-Nya
berlipat ganda kepada kita. Selamat menjalankan aktifitas hari ini, Tuhan
memberkati.
..”Whatever we
possess becomes of double value when we have the opportunity of sharing it with
others.” .. Jean
Nicholas Bouilly.
Mari
Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A
Friend” dibawah ini: