RETREAT JEMAAT KEMANG PRATAMA
PONDOK
PARAHIYANGAN COTTAGE, PANTAI
CARITA
26-28 October 2012
Sesaat setelah Adventurer & Pathfinder meninggalkan tenda dan melakukan asktifitas mereka di tepi pantai, maka orang
tua dan pemuda tetap berada di tenda untuk mengikuti seminar rumah tangga. Sesi seminar diawali
dengan kata sambutan yang dibawakan oleh Ibu Yunita Wuisan.
Materi seminar merupakan “oleh-oleh” dari mengikuti
seminar Bi-Union Family Ministri yang diadakah di Manado pada tanggal 18–20
October 2012, satu minggu sebelum acara retreat jemaat. Acara seminar ini
adalah program acara pengganti atas satu sessi acara yang batal diadakan di
acara retreat ini karena satu dan lain hal.
Atas kesepakatan panitia dan gembala jemaat, maka seminar ini di laksanakan di acara retreat jemaat 2012. Sessi seminar dibawakan oleh dept. rumah tangga, materi dengan judul “Apakah masih ada harapan bagi kita untuk menikmati rumah tangga yang berbahagia di dunia ini” dibawakan oleh Ibu Lynda Karman, dan selanjutnya pengembangan materi dan diskusi di pandu oleh Bp. Karman AK. Tiga landasan penting menjadi kata kunci untuk menjawab pertanyaan diatas. 1. Dasar2 Alkitab dalam pelayanan keluarga. 2. Pengertian keluarga menjadi satu system. 3. Perbaktian keluarga.
Atas kesepakatan panitia dan gembala jemaat, maka seminar ini di laksanakan di acara retreat jemaat 2012. Sessi seminar dibawakan oleh dept. rumah tangga, materi dengan judul “Apakah masih ada harapan bagi kita untuk menikmati rumah tangga yang berbahagia di dunia ini” dibawakan oleh Ibu Lynda Karman, dan selanjutnya pengembangan materi dan diskusi di pandu oleh Bp. Karman AK. Tiga landasan penting menjadi kata kunci untuk menjawab pertanyaan diatas. 1. Dasar2 Alkitab dalam pelayanan keluarga. 2. Pengertian keluarga menjadi satu system. 3. Perbaktian keluarga.
Acara berlangsung cukup seru, terutama
saat diskusi kelompok yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok para ibu dan bapak membahas tentang : “Apa Prioritas Utama dan
Harapan dalam keluarga untuk menjaga keutuhan rumah
tangga”. Kelompok pemuda membahas: “Apa Impian orang muda dari sebuah pernikahan
yang suci”. Masing2 kelompok mencoba menyampaikan harapan yang terkandung
di hati mereka kepada pasangannya.
Harapan yang dilontarkan cukup beragam dan mewakili perasaan masing2 kelompok. Hal2 yang disampaikan tidak menyertakan nama orang, sehingga harapan2 yang muncul apa adanya justru menjadi sesuatu yang berharga karena sesuai dengan realitas yang ada, dan langsung mengena kepada yang bersangkutan.
Diskusi berjalan cukup relax namun terarah, diselingi senda gurau dan sajian beberapa makanan ringan yang disiapkan oleh panitia, diantaranya oleh2 dari Manado, membuat sore itu cukup menyenangkan.
Harapan yang dilontarkan cukup beragam dan mewakili perasaan masing2 kelompok. Hal2 yang disampaikan tidak menyertakan nama orang, sehingga harapan2 yang muncul apa adanya justru menjadi sesuatu yang berharga karena sesuai dengan realitas yang ada, dan langsung mengena kepada yang bersangkutan.
Diskusi berjalan cukup relax namun terarah, diselingi senda gurau dan sajian beberapa makanan ringan yang disiapkan oleh panitia, diantaranya oleh2 dari Manado, membuat sore itu cukup menyenangkan.
Kelompok ibu2 yang diwakili oleh
Ibu Sofie Manurung menjadikan takut akan Tuhan dan mezbah keluarga menjadi
prioritas utama dalam menjaga keutuhan rumah tangga.
Penuh perhatian, pengertian, saling menghargai dan menghormati, serta menjalani kehidupan yang seimbang secara horizontal dan vertical menjadi harapan para ibu. Tidak ketinggalan sisi romantisme para bapak tetap diharapkan, agar cinta kasih dan kehangatan dalam rumah tangga tetap terjaga.
Kelompok bapak2 yang diwakili oleh Bp. Munas Tambunan menyampaikan hal yang
sama untuk menjadi prioritas utama dalam menjaga keutuhan rumah tangga, yaitu menjadikan Tuhan yang terutama. Harapan para bapak adalah:
Tetap bergantung kepada suami, menjadi teman
yang baik dalam suka dan duka, memberikan perhatian yang cukup, dan menghargai
suami, menjaga penampilan sesuai usia, dan mengerti keadaan suami jika suatu
saat suami tidak lagi bekerja atau mendapat sakit. Kelompok pemuda yang diwakili oleh Sdr. Daniel
Tambunan menyampaikan impian mereka sebagai orang muda, tidak muluk2, yaitu
mencapai kehidupan rumah tangga yang berbahagia di dunia.
Penuh perhatian, pengertian, saling menghargai dan menghormati, serta menjalani kehidupan yang seimbang secara horizontal dan vertical menjadi harapan para ibu. Tidak ketinggalan sisi romantisme para bapak tetap diharapkan, agar cinta kasih dan kehangatan dalam rumah tangga tetap terjaga.
Sesi diskusi semakin seru saat
Ibu Yunita melemparkan study case satu kehidupan rumah tangga untuk kembali di diskusikan, bagaimana
sepasang suami istri yang masih muda, dimana suami rela meninggalkan
pekerjaanya untuk dapat merawat istrinya yang sakit selamanya.
Pada case yang lain suami rela meninggalkan istrinya yang sedang sakit untuk dapat bekerja di ladang Tuhan. Beberapa tanggapan bermunculan terhadap case diatas. Pro dan kontra. Tiba pada kesimpulan bahwa tidak ada yang salah dan benar dalam argument yang disampaikan, semua bergantung kepada prioritas hidup masing2 keluarga. Setiap permasalahan dapat di bicarakan secara baik2. Komunikasi yang lancar menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan yang akan timbul, demikian Ibu Yunita memberikan tanggapannya sekaligus menutup study case tsb diatas. Bp. Karman melemparkan satu pertanyaan “ Apakah keluarga anda memiliki goal/tujuan dalam menjalani kehidupan rumah tangga”. Sessi kali ini secara tidak langsung ‘menggiring’ tiap keluarga untuk maju dan menyampaikan tanggapannya. Seluruh keluarga yang hadir saat itu, baik keluarga muda maupun yang senior diminta turut berpartisipasi dalam memberikan tanggapannya. Bersama dengan pasangan masing2, tiap keluarga bersedia maju memberikan tanggapan dan sedikit kesaksian keluarga. Tak satupun keluarga yang terlewatkan. Puji Tuhan, tiap2 keluarga bersedia menyampaikan tanggapan mereka, dan tentunya hal tsb menjadi pelajaran berharga bagi keluarga2 lainnya.
Pada case yang lain suami rela meninggalkan istrinya yang sedang sakit untuk dapat bekerja di ladang Tuhan. Beberapa tanggapan bermunculan terhadap case diatas. Pro dan kontra. Tiba pada kesimpulan bahwa tidak ada yang salah dan benar dalam argument yang disampaikan, semua bergantung kepada prioritas hidup masing2 keluarga. Setiap permasalahan dapat di bicarakan secara baik2. Komunikasi yang lancar menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan yang akan timbul, demikian Ibu Yunita memberikan tanggapannya sekaligus menutup study case tsb diatas. Bp. Karman melemparkan satu pertanyaan “ Apakah keluarga anda memiliki goal/tujuan dalam menjalani kehidupan rumah tangga”. Sessi kali ini secara tidak langsung ‘menggiring’ tiap keluarga untuk maju dan menyampaikan tanggapannya. Seluruh keluarga yang hadir saat itu, baik keluarga muda maupun yang senior diminta turut berpartisipasi dalam memberikan tanggapannya. Bersama dengan pasangan masing2, tiap keluarga bersedia maju memberikan tanggapan dan sedikit kesaksian keluarga. Tak satupun keluarga yang terlewatkan. Puji Tuhan, tiap2 keluarga bersedia menyampaikan tanggapan mereka, dan tentunya hal tsb menjadi pelajaran berharga bagi keluarga2 lainnya.
Tepat pukul 18.00 acara seminar
berakhir, di tutup dengan menyanyi LS no. 253 – “Matahari Terbenam” dilanjutkan dengan
renungan tutup Sabat yang dibawakan oleh Ibu Sofie Manurung. Selepas acara
tutup Sabat seluruh peserta secara bersama2 menuju kantin untuk menikmati makan
malam dan selanjutnya mempersiapkan diri untuk acara malam minggu. Menu malam minggu cukup special, “ikan bakar
plus sambal dabu2 super pedas” ditambah aneka lalapan segar. Menu special itu semakin istimewa saat Bp.
David Tampubolon menyuguhkan menu
tambahan berupa “pete”. Jumlahnya yang cukup banyak membuat hampir seluruh
peserta yang suka dengan makanan tsb turut menikmati. Maka makan malam kali itu benar2 luar biasa
nikmat. Puji Tuhan!
Tepat pukul 19.30 WIB acara yang
ditunggu2pun tiba, acara malam minggu. Kedua MC
yang di dapuk untuk memandu acara malam minggu, Randy Papudi & Daniel
Tambunan tampak mulai sibuk. Beberapa
kali mereka berdua terlihat berdiskusi dengan team panitia, sambil sesekali bersenda
gurau dan tertawa lepas sekedar menghilangkan kegugupan. Sambil menunggu salah
satu juri yang belum tiba di tempat, mereka habiskan waktu untuk berkoordinasi, mereka berdua, begitu pula dengan team panitia, meminta arahan dan masukan, bahkan
tidak lepas merekapun memberikan usul dan saran yang baik demi kelancaran acara malam
minggu. Kerjasama yang sangat baik. Two
thumbs up to both of you!.
Acara dimulai
sesaat setelah check sound dan audio selesai dilaksanakan, saat seluruh peserta mulai memadati tenda tempat diadakannya acara. Tepuk tangan terdengar saat kedua MC masuk
dan mulai menyapa penonton. Ucapan selamat malam sekaligus informasi run down acara yang akan ditampilkan malam itu mampu menarik perhatian
penonton. Secara bergantian mereka
melontarkan kata2 untuk mencairkan suasana yang pada detik2 pertama sempat
terkesan kurang ”gayeng”. Namun detik2 selanjutnya
bukan saja "gayeng” tetapi mereka berdua mampu menguasai panggung dan menciptakan
suasana acara malam minggu yang cukup berkesan.
Diawal acara tidak lupa MC menginformasikan the “secret coach” atau ‘juri
tersembunyi” yang akan menilai performance malam itu. Juri terpilih adalah orang yang sama sekali tidak
terlibat dalam group performance manapun, sehingga penilaian mereka akan lebih objective.
Acara
di buka dengan penampilan Ibu2 yang membawakan tari Hawaian. Tepuk tangan
panjang memenuhi tempat acara. Lengkap
dengan kembang di kepala, serta
mengenakan seragam atasan hitam dan rok
hawai, ibu2 itu mulai berlenggak-lenggok gemulai diatas
panggung bak putri hawai.
Tidak puas sekedar bertepuk tangan, beberapa penonton berdiri dan meneriakan nama ibu2 tsb saat mereka menggerakan pinggul, gerakan putar badan, dan bergandeng tangan secara silang. Gerakan yang cukup memesonakan penonton.
Tidak puas sekedar bertepuk tangan, beberapa penonton berdiri dan meneriakan nama ibu2 tsb saat mereka menggerakan pinggul, gerakan putar badan, dan bergandeng tangan secara silang. Gerakan yang cukup memesonakan penonton.
Demikian pula saat bapak Ratna yang diperankan oleh Dave Purnama melarang Ratna berpacaran dan menyuruhnya pulang, membuat penonton semakin terbahak2. Seru dan kocak.
Selanjutnya sebuah lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Chrisye dengan judul “Cinta”, dibawakan dengan apik oleh kedua MC, Daniel – Vocal, Randy – Gitar. Tampak beberapa penonton turut larut mengikuti syair lagu cinta tsb.
Setelah diselingi beberapa games dan kuis2 berhadiah, MC meminta bantuan beberapa penonton untuk mengambil lima nomor untuk doorprize dari ‘kumpulan nomor’ yang sebelumnya telah disiapkan oleh panitia.
Penampilan
selanjutnya yang tak kalah menarik adalah penampilan ibu2 untuk yang kedua kalinya. Diawali dengan
tarian “gangnam style” yang menceritakan seorang pemuda yang bernama Robinhood
yang diperankan oleh Ibu Lies Purnama tengah
mengendarai “invisible horse”.
Dengan penampilan bak seorang pendekar, wajah yang di dandani mirip wajah pria, lengkap dengan topi koboi, kacamata hitam, ban pinggang hitam besar dan sepatu boot, serta tidak ketinggalan tas besar yang diselempangkan di bahu, Ibu Lies mampu menjadikan sosok Robinhood benar2 nyata.
Alur cerita yang
mengisahkan bagaimana Robinhood yang suka mencuri, satu ketika berniat mendekati seorang gadis
yang diperankan oleh Ibu Yuli Silalahi.
Dengan penampilan bak seorang pendekar, wajah yang di dandani mirip wajah pria, lengkap dengan topi koboi, kacamata hitam, ban pinggang hitam besar dan sepatu boot, serta tidak ketinggalan tas besar yang diselempangkan di bahu, Ibu Lies mampu menjadikan sosok Robinhood benar2 nyata.
Saat
Robinhood mendekati gadis pujaannya, teman2 gadis itu mencoba mempengaruhi
nya untuk tidak menerima cinta Robinhood. Tetapi Robinhood tetap saja mendekati
gadis pujaannya dan tidak mengindahkan olok2 teman2 gadis tsb.
Cerita berjalan dengan penggalan beberapa lagu yang dinyanyikan secara lipsing oleh para pemain. Tampak teman2 gadis pujaan Robinhood yang diperankan oleh Ibu Meikse Tampubolon, Ibu Lynda Karman, Ibu Ully Tambunan, Ibu Grace Karamoy dan Ibu Yvone Darmaji menyanyi dan menari mengikuti lagu yang dimainkan.
Cerita berjalan dengan penggalan beberapa lagu yang dinyanyikan secara lipsing oleh para pemain. Tampak teman2 gadis pujaan Robinhood yang diperankan oleh Ibu Meikse Tampubolon, Ibu Lynda Karman, Ibu Ully Tambunan, Ibu Grace Karamoy dan Ibu Yvone Darmaji menyanyi dan menari mengikuti lagu yang dimainkan.
Semakin
seru ketika cerita berpindah ke ruang pesta, saat dimana gadis pujaan Robinhood
merayakan pesta ulang tahun bersama teman2nya, dan Robinhood ada disana untuk
menyatakan cintanya.
Sepenggal lagu dari kelompok band “Noah” – Separuh Aku, ternyata mampu meluluhkan hati gadis pujaan Robinhood. Untuk merayakan cinta kasih mereka, maka teman2 gadis pujaan Robinhood yang ketika pesta mengenakan topeng segera menari bersama mereka.
Gerakan tari dan music “gangnam style” yang
cukup energik sempat membuat penonton bersorak.
Para ibu tampak piawai bergerak mengikuti
ritme music dengan beat dan tempo yang
cukup cepat tsb.
Alhasil, para ibu terengah2
dan berkeringat sesaat setelah penampilan usai. Persiapan cukup singkat namun hasil tidak
mengecewakan. Kerja keras Ibu Sari Tobing patut diacungi jempol!
Sepenggal lagu dari kelompok band “Noah” – Separuh Aku, ternyata mampu meluluhkan hati gadis pujaan Robinhood. Untuk merayakan cinta kasih mereka, maka teman2 gadis pujaan Robinhood yang ketika pesta mengenakan topeng segera menari bersama mereka.
Penampilan para bapak malam itu tidak kalah seru, sambil menikmati suguhan pisang goreng yang dihidangkan panitia melalui pengelola cottage, penonton menikmati penampilan para bapak. Alur cerita dimulai saat berlangsungnya sebuah pertandingan tinju.
Promotor tinju yang diperankan oleh Bp. Mulana Simanjuntak mengingatkan kita kepada sosok Don King, sang promotor tinju kelas dunia. Lengkap dengan topi khas dan jubah promotor tinju dengan gaya bahasa yang di mirip2kan dengan sang promotor legendaris tsb, Bp. Mulana memulai pertunjukan dari kaum bapak malam itu.
Bp. Willy Wuisan yang berperan sebagai wasit tinju tak kalah lucu, dengan gaya bicara yang kebarat2an dan gerakan slow motion yang dilakukan secara berulang saat menghentikan permainan tinju membuat penonton tak dapat menahan tawa.
Penampilan Ibu Adeline sebagai “Round Girls” pembawa papan ronde dan Ibu Yunita yang membunyikan bel dengan menggunakan tutup panci besar yang dipinjam dari pengelola cottage, tanda dimulainya pertandingan tinju malam itu, mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton.
Puncak keriuhan penampilan kaum bapak terjadi saat wasit yang diperankan Bp. Willy Wuisan pingsan ketika secara serentak kedua petinju melayangkan “huk kanan” mereka kearah wasit.
Penampilan
kedua dari kaum bapak yang melibatkan
hampir seluruh bapak2 yang hadir malam itu, mempersembahkan sebuah lagu dengan nada datar dan tone yang tidak banyak berubah
naik dan turun, membuat penonton penasaran dengan lagu yang mereka bawakan.
Tangga nada pentatonic pada lagu
tsb seakan mengukuhkan bahwa lyric lagu tsb memang sarat kelucuan.
Diakhiri dengan gerakan mengeluarkan dompet dari saku masing2 sempat membuat
penonton mengira para bapak mau
membagi2kan uangnya kepada penonton.
Hahaa...walau tak seheboh penampilan pertama mereka, namun
keterlibatan hampir seluruh bapak2 malam itu, walaupun sebagian mereka membawa catatan kecil saat menyanyi, membuat penampilan mereka terlihat istimewa.
Seluruh group performance telah
menampilkan penampilan terbaik mereka.
Tiba saatnya the “secret coach” yang digawangi oleh Ibu Sofie Manurung,
Bp. Darmadji, dan Sdr. Robert Rihi Hina menyelesaikan tugas akhirnya. Ketiga juri melakukan penilian berdasarkan beberapa
hal penting yang telah di tentukan oleh panitia, : 1. Kekompakan group, 2. Ide/isi
cerita, 3. Costum dan perlengkapan panggung, 4. Keseriusan, 5. Penampilan
secara keseluruhan. Nilai yang diberikan dimulai dari angka 1 – 10 untuk setiap
item penilaian.
Maka setelah para juri menjumlahkan total penilaian tiap group,
dengan dibantu team panitia, maka nama
pemenang group performance-pun didapatkan. Eng..ing..eng..dimulai dengan kata2
‘penilaian juri tidak dapat diganggu gugat’ maka kedua MC kocak malam itu
mengumumkan juara 1,2 dan 3 yang dimulai dengan memanggil juara 3 terlebih
dahulu. Total angka yang hanya terpaut satu angka untuk tiap kelompok
membuktikan bahwa semua group sebenarnya pantas menjadi pemenang pada malam
itu.
Namun para juri harus menentukan satu group terbaik, maka MC-pun memanggil
nama kelompok pemenang. Juara 3 dimenangkan oleh kelompok bapak2, Juara 1 dimenangkan oleh
kelompok ibu2, dan juara 3 dimenangkan oleh kelompok pemuda, masing2 kelompok menerima hadiah yang telah disiapkan team panitia.
Tepuk tangan bergema saat MC menyebutkan
nama2 kelompok pemenang.
Penoton belum
beranjak meninggalkan tempat acara saat MC secara mengejutkan mengumumkan bahwa
panitia menyiapkan 37 lembar voucher
belanja Carefour seharga Rp 100,000,- yang akan dibagikan kepada seluruh peserta
retreat, satu voucher untuk setiap keluarga. Hmm luar biasa! Acara malam minggu
berakhir saat MC dibantu team panitia selesai memanggil nama2 perwakilan tiap keluarga.
Tampak wajah para peserta retreat penuh
sukacita saat meninggalkan tempat acara.
Bahkan Ibu Adeline dan Ibu Imelda Perangin2 sempat berkomentar tidak
menyangka akan mendapatkan doorprize “fry pan”
yang mereka angankan untuk mereka dapat saat panitia tengah mengemas dan
mempersiapkan doorprize pada sore harinya.
Malam kian larut saat peserta
retreat meninggalkan tempat acara dan beranjak menuju tempat peraduan masing2, sesaat
setelah panitia mengumumkan jadwal acara yang akan di lakukan esok harinya. Tampak
wajah2 lelah namun tersirat rona bahagia setelah sepanjang hari melakukan aktifitas
yang cukup padat. Beberapa orang muda memilih tetap tinggal ditempat beberapa
saat, sambil sesekali terdengar senda gurau mereka hingga akhirnya satu persatu merekapun
mengikuti langkah lainnya meninggalkan
tempat acara. Malam semakin dingin, kesunyian semakin terasa, sesekali
terdengar suara dengkur yang berasal
dari cottage tempat pemuda dan para bapak beristirahat, ditingkahi suara ombak
yang semakin malam kian bergemuruh,
peserta retreat menikmati malam panjang mereka di peraduan masing2.
Good night and Have a nice dream !
Minggu, 28 October 2012
Pukul
06.00 WIB pagi, seperti biasanya Ibu Yunita membangunkan peserta retreat untuk
segera bergabung mengikuti renungan pagi.
Dipimpin oleh Ibu Yunita serta bacaan dan kesimpulan dibawakan oleh Ibu
Ully Tambunan, acara renungan pagi itu berakhir tepat pukul 6.30 WIB pagi. Sebelum meninggalkan tempat, panitia
terlebih dahulu mengumumkan rencana kegiatan hari itu, yaitu acara “team building”.
Tampaknya permainan air lebih mengasyikan untuk dilakukan pagi itu. Maka ‘mandi bersama’ hal yang disebut2 menjadi salah satu agenda pada acara retreat tahun ini benar2 menjadi kenyataan. Tampak anak2, pemuda, ibu2 bahkan bapak2 semua berbaur menikmati permainan air dan berenang bersama.
Walau ada pula beberapa ibu yang tampak begitu menjaga kulit mereka dari
sengatan matahari, namun mereka tetap bergabung walau hanya sekedar duduk dan
mengobrol di sekitar para peserta yang sedang berenang. Persatuan dan kebersamaan
begitu terasa saat itu.
Thema “Go
through..keep the Unity in Jesus Christ” yang di usung dalam retreat tahun
2012 ini menjadi sesuatu yang penting untuk tetap dilakukan, menjaga
persatuan dan kesatruan jemaat di dalam melayani pekerjaanNya.
Saat matahari berada tepat di
ubun2, satu demi satu peserta retreat meninggalkan pantai. Beberapa pemuda dan anak2 tampak enggan beranjak dan memilih bermain pasir. Namun setelah panitia memberikan aba2 untuk segera
membersihkan diri dan berkemas untuk pulang, tidak lama kemudian area pantai tepat di depan cottage tempat
menginap langsung terlihat sepi. Hanya
beberapa pedagang yang tampak berusaha memasuki area yang sempat ‘di
sterilkan’ pengelola cottage demi
kenyamanan peserta retreat.
Sementara bergantian menunggu kamar mandi, beberapa peserta tampak menikmati pisang yang tergolek beberapa tandan di atas meja yang terletak di tengah2 tenda, juga beberap buah nangka besar yang telah terbelah siap untuk dinikmati. Terlihat ibu Ully Tambunan membagikan roti kepada peserta yang masih mengenakan pakaian basah. Sambil menunggu yang lainnya terlihat para peserta yang masih mengenakan pakaian basah menikmati penganan yang disuguhkan siang itu. Setelah semua kembali berkumpul di tenda dan panitia menutup rangkaian acara retreat yang berlangsung selama 3 hari ditempat itu dengan doa, selanjutnya panitia mengumumkan makan siang yang telah disiapkan dalam bentuk ‘lunch box’. Peserta boleh memilih untuk makan di tempat atau membawanya ke dalam mobil untuk makan dalam perjalanan pulang.
Satu persatu keluarga meninggalkan lokasi
cottage. Beberapa keluarga memilih untuk
berjalan pulang secara konvoi. Sesaat setelah
seluruh mobil rombongan meninggalkan cottage, dan memastikan tidak ada lagi
yang tertinggal, serta seluruh perlengkapan dan logistic telah terangkut di
dalam mobil box, maka team panitia–pun segera meninggalkan cottage Pondok
Parahiyangan, Carita. Terima kasih kepada Ibu Ellen Onsoe selaku pemilik
cottage, seorang anggota jemaat gereja GMAHK yang sangat baik, yang telah
begitu banyak membantu, men-support dan bekerjasama dengan team panitia selama
acara retreat berlangsung. Semoga berkat melimpah menjadi bagian keluarga Ibu
Ellen Onsoe, dan usaha tangan yang dilakukan dalam mengelola penginapan di area
pantai Carita ini selalu diberkati Tuhan, dan semakin banyak tamu2 yang
berkunjung untuk menginap di cottage Pondok Parahiyangan, Carita ini.
Sementara bergantian menunggu kamar mandi, beberapa peserta tampak menikmati pisang yang tergolek beberapa tandan di atas meja yang terletak di tengah2 tenda, juga beberap buah nangka besar yang telah terbelah siap untuk dinikmati. Terlihat ibu Ully Tambunan membagikan roti kepada peserta yang masih mengenakan pakaian basah. Sambil menunggu yang lainnya terlihat para peserta yang masih mengenakan pakaian basah menikmati penganan yang disuguhkan siang itu. Setelah semua kembali berkumpul di tenda dan panitia menutup rangkaian acara retreat yang berlangsung selama 3 hari ditempat itu dengan doa, selanjutnya panitia mengumumkan makan siang yang telah disiapkan dalam bentuk ‘lunch box’. Peserta boleh memilih untuk makan di tempat atau membawanya ke dalam mobil untuk makan dalam perjalanan pulang.
Atas nama panitia, kami
menyampaikan terima kasih banyak atas dukungan, kerjasama dan support yang telah
diberikan team panitia retreat 2012, juga kepada seluruh peserta retreat kami
sampaikan terima kasih yang tak terhingga, atas partisipasi, dukungan, dan doa
saudara2 sekalian, sehingga acara retreat jemaat kita dapat berjalan dengan
baik.
Last but not least, “Tak ada Gading yang Tak retak”, mohon
maaf jika terdapat hal2 yang kurang berkenan selama retreat berlangsung, baik
dari segi pelayanan cottage, makanan yang dihidangkan, dan tempat yang disiapkan. Saran dan kritik
membangun yang saudara berikan akan bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan
dept. rumah tangga untuk lebih baik lagi
di waktu yang akan datang. Sekali lagi kami ucapakan terima kasih. Tuhan memberkati pelayanan kita.
S A Y O N A R A..SAMPAI BERTEMU KEMBALI DI
ACARA RETREAT TAHUN DEPAN …
Lynda Karman
Dept. Rumah tangga