Mazmur 91:9, “Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu.”
Hari itu, anak kami yang tertua kembali ke rumah untuk berlibur, setahun setelah ia menyelesaikan perkuliahannya di Fakultas Kedokteran salah satu universitas di negara tetangga. Tepat satu minggu sebelum dia akan kembali ke kampus, dengan membisu dan disertai wajah keragu-raguan darinya, dia pun menyerahkan secarik kertas kepada saya. Isi tulisan di atas secarik kertas tersebut tidak lain tidak bukan adalah sejumlah uang yang harus kami bayarkan untuk biaya perkuliahannya di tahun kedua di fakultas tersebut. Bagaimana anak kami tidak ragu sebab hingga saat ia hendak melanjutkan studi ke tahun kedua pun saya masih belum memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, sementara penghasilan di rumah hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari di rumah.
“Ma, bagaimana kalau kita coba meminjam sejumlah uang kepada keluarga untuk dapat membayar biaya perkuliahan anak kita” bujuk saya kepada istri. Entah mengapa tak satu pun keluarga yang bersedia meminjamkan uangnya kepada kami untuk keperluan itu. Mungkin keluarga pun merasa tidak yakin kalau kami akan dapat membayar kembali pinjaman tersebut. Saya hanya berdoa sesering mungkin kepada Tuhan bahkan berpuasa. Pada tiap-tiap kebaktian mezbah keluarga, kami sekeluarga berseru dan memohon kepada Tuhan agar Dia menolong kami memberikan pekerjaan yang layak bagi kami. Seringkali anak-anak kami juga hanya mampu membisu dan menyaksikan mata yang sembab karena cucuran airmata yang terurai setiap kali selesai berdoa di setiap kebaktian keluarga pagi maupun malam hari. Bahkan saya pun bangun di tengah malam dan berdoa memohon kepada Tuhan untuk pekerjaan yang baik agar bisa membiayai sekolah anak kami.
Kini sisa satu minggu lagi anak kami harus kembali ke bangku kuliah dan harus membawa sejumlah uang untuk membayar uang kuliahnya. Namun oleh kuasa dan kebaikan Tuhan, ALLAH membuat sesuatu itu indah pada waktunya dan mujizat pun terjadi, seseorang yang tidak terlalu kenal akrab dengannya menelpon saya dan menjelaskan bahwa perusahaannya sedang membutuhkan segera seorang pegawai serta dia menawarkan posisi tersebut kepada saya. Saya pun bergegas mendatanginya ke kantor dan segera mengisi formulir data yang diperlukan. Ketika tiba pada kolom berapa gaji yang diingini, maka saya berdoa kepada Tuhan bahwa sesungguhnya Tuhan tahu berapa kebutuhan kami saat ini. Betapa hati saya dikejutkan ketika teman tersebut mengatakan bahwa gaji saya akan disamakan dengan gaji ketika kami bekerja bersama-sama. Terjawablah sudah semua kesulitan hidup yang kami hadapi. Saya dan segenap keluarga bersukacita karena Tuhan begitu baik, sedia mendengar dan mengabulkan doa dan permohonan kami. Tak terselami seluruh jalan-jalan Tuhan, namun Ia setia bersama kita setiap saat. Alah itu baik untuk segala waktunya, mari kita berseru kepada-Nya. Amin.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.