Monday, May 16, 2011

Sulitnya Mengakui...!

Yesaya 1:18, “Marilah, baiklah kita berperkara! firman Tuhan, Sekalipun dosamu merah seperti kermiji, akan putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba akan putih seperti bulu domba.”


Hari itu matahari sangat terik tepatnya hari Minggu pukul 12.00 siang. Karena teriknya matahari maka saya memanggil anak saya yang sedang bermain sepeda di depan rumah kami. “Sayang Papa, ayo masuk jangan main sepeda sekarang, nanti sore bisa lanjut lagi.” Tetapi anak saya tetap ingin bermain terus sambil menjawab “Iya Papa, nanti dulu masih mau main sepeda”. Akhirnya karena matahari yang begitu sangat terik, saya mendatangi anak saya sambil agak memaksa untuk mengajak masuk ke rumah karena saya takut anak saya bisa sakit panas.

Akhirnya kami bermain di dalam kamar bersama dengan adiknya dan tidak lama kemudian anak saya kembali keluar rumah karena ingin melanjutkan bermain sepeda. Saat itu saya sama sekali tidak menyangka bahwa anak saya akan kembali keluar untuk melanjutkan bermain sepeda. Tak lama kemudian saya keluar dari kamar dan saat itu juga anak saya masuk ke dalam rumah sambil diam dan tidak berkata-kata apapun. Tapi saya melihat dari raut mukanya yang sangat berbeda, pasti ada sesuatu yang terjadi sama anak saya. “Sayang ayo masuk, kog keluar lagi?” kata saya sambil membuka pintu rumah. Anak saya pun masuk rumah sambil ragu-ragu dan dia membelakangi saya ketika masuk ke rumah. Saya melihat baju anak saya berlumuran darah di punggungnya. Karena dia mengenakan baju kaos yang putih maka darah yang warna merah terlihat begitu pekat dan saat itu juga saya menjerit histeris, apa yang menimpa anak saya? Saya peluk dia dan bertanya “Sayang Papa kenapa?” Ia hanya diam dan saat itu juga saya langsung membawa anak saya ke rumah sakit terdekat. Ketika kami tiba di rumah sakit dan diperiksa oleh dokter jaga maka ditemukanlah ada luka di bagian bawah belakang kepala anak saya. Saat itu juga anak saya mengakui bahwa dia jatuh dari sepedanya.

Kami sangat bersyukur kepada Tuhan karena luka yang ada di kepala anak saya hanya sedikit, namun karena teriknya matahari di tengah hari menyakibatkan darah begitu banyak keluar dan saat itu juga bisa langsung ditangani oleh dokter dengan baik. Sering kali dalam kehidupan kita sehari-hari seperti cerita di atas bahwa kita sudah dihimbau, diingatkan tapi kita suka mengabaikan-Nya. Tuhan sudah selalu memberikan amaran kepada kita umat-Nya tidak lain karena Dia sangat mengasihi kita sebab kita ini adalah ciptaan-Nya. Namun kita sebagai umat-Nya sering tidak mengikuti apa yang telah diajarkan kepada kita. Kita sudah bersalah tapi kita kadang susah mengakui kesalahan kita, bahkan kadang kita lupa langsung memohon ampun kepada-Nya yang dapat mengakibatkan kehidupan kita terjerumus kapada kesalahan yang lebih fatal. Mulai hari ini, marilah kita menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, apa yang Tuhan amarkan kepada kita sehingga kita tidak terjerumus ke dalam pencobaan, walaupun kita kadang jatuh, telah melakukan pelanggaran namun Tuhan tetap mengampuni kita apabila kita memohon ampun dengan sungguh-sungguh. Selamat bekerja, Tuhan memberkati kita semua. Amin


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.