Sunday, May 15, 2011

Bom Hotel JW Marriott

Kejadian 28:15, “Sesungguhnya aku menyertai engkau, dan melindungi engkau kemana pun engkau pergi, dan aku akan membawa engkau kembali ke negri ini, Sebab Aku tidak meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu”.


“Kakak, ayo bangun, buruan, mama sudah mau pergi ke kantor.” Itulah cara saya membangunkan anak saya pada pagi itu. Pagi hari yang cerah itu tepatnya hari Jumat ketika istri saya mau berangkat ke kantor dan seperti biasanya sebelum berangkat, kita mengadakan renungan keluarga. Setelah renungan selesai saya akan mengantarkan istri ke tempat omprengan untuk berangkat ke kantor. Saat itu anak saya yang paling besar menangis karena ingin ikut untuk mengantarkan mamanya ke tempat omprengan ke kantor, namun saya katakana kepada anak saya, ”Kakak, kalo mau ikut antar mama ayo cepat!” tapi si Kakak bilang, Tunggu! Kakak mau mandi dulu. Istri saya saat itu marah-marah karena takut terlambat ke kantor. Saya katakana ke istri saya “Ya sudah Ma, sekali-sekali terlambat gak apa-apa kali, toh ini kan hari Jumat.” Akhirnya istri saya terlambat berangkat ke kantor karena harus menunggu si Kakak, anak saya mandi yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Kira kira sekitar jam 8:45, istri saya tiba di tempat biasanya turun dari bus, namun betapa ia sangat dikagetkan karena istri saya melihat orang berkumpul sangat ramai. Istri saya langsung bertanya kepada salah seorang yang ada di situ ”Ada apa ya Bu? Kok rame? Ada bom Bu, di hotel JW Marriott”, jawab ibu tersebut. ”Ya Tuhan, terima kasih, karena Tuhan telah menolong saya melalui anak saya sehingga saya luput dari maut”, itulah ucapan istri saya dalam hati pada saat itu sambil berlutut lemas mendengar kabar tersebut. Karena di tempat kejadian perkara tersebut kantor istri saya berada. Dalam waktu bersamaan hati saya juga tersentak untuk menyalakan televisi dan mendengar berita bahwa ada bom di hotel JW Marriot. Ketika saya melihat berita tersebut saya sangat kaget. ”Apa yang terjadi dengan istri saya?” tanyaku dalam hati sambil mengangkat telepon genggam dan langsung menelepon istri saya. Puji Tuhan, istri saya luput dari kejadian tersebut.

Saat itu saya menangis sambil memeluk si Kakak, anak saya karena seandainya pagi itu dia tidak ikut antar mamanya mungkin kita tahu apa yang terjadi pada istri saya. Karena biasanya istri saya tiba di kantor sebelum pukul 8.00 tepatnya pada saat bom tersebut meledak. Kami sadar bahwa Tuhan telah mengatur hidup kami, Tuhan telah memberikan yang terbaik kepada kami. Tapi sebagai ciptaan-Nya kita kadang lupa bahwa Tuhan telah menuntun kita dengan baik dan memberikan kepada kita yang terbaik. Sering kita tidak sabar menghadapi situasi yang ada. Dalam perjalanan hidup seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, sering kali tidak sesuai dengan apa yang kita mau. Tapi kita harus lebih banyak bersabar, bersyukur dalam kehidupan sehari-hari. Karena Tuhan pasti memberikan yang terbaik kepada kita ciptaan-Nya. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.