Tuesday, May 17, 2011

Tidak ada Obatnya



Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, maka Ia bertindak.”



Beberapa bulan sudah berlalu, Ibu yang kami kasihi telah menjalani operasi besar di negara tetangga. Puji Tuhan hasil operasi besar tersebut sangat baik dan menunggu pemulihan. Namun demikian, Ibu saya memiliki beberapa penyakit yang sangat serius sehingga mengakibatkan penyakit komplikasi. Waktu terus berjalan, akhirnya timbul suatu penyakit lain yang diderita oleh Ibu saya sebagai dampak terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan dari penyakit komplikasi tersebut. Penyakit itu sangat serius bahkan begitu seriusnya dapat mengancam hingga gagal ginjal yang akan membuat Ibu saya harus menjalani cuci darah seumur hidup. Bahkan untuk buang air kecil ke kamar mandi pun Ibu saya sudah tidak sanggup. Kami sudah pergi ke beberapa dokter, sangat disayangkan belum ada obat yang dapat menyembutkan penyakit tersebut. Itulah pernyataan beberapa dokter spesialis yang telah kami kunjungi.

Beberapa hari kemudian, atas rembukan dengan keluarga besar kami pun memutuskan untuk membawa Ibu berobat ke negara lain dan ketika kami tiba maka kami mencari informasi dokter dan rumah sakit yang cocok dan dapat menangani penyakit yang sedang diderita oleh orang tua saya. Esok harinya kami mencoba masuk ke sebuah rumah sakit dan bertemu dengan seorang dokter spesialis penyakit tersebut. Saat itu juga dilakukan pemeriksaan dan ketika hasil pemeriksaan telah selesai maka kami berkonsultasi dengan Dokter yang bersangkutan. Hasilnya pun begitu mengagetkan dan membuat kami sangat kecewa karena diponis bahwa tidak bisa lagi diobati. Tanpa saya sadari air mata mengalir melihat nasib orang tua saya. Akhirnya kami pun pulang dari rumah sakit tersebut ke tempat penginapan. Setibanya kami di tempat penginapan, dengan perasaan yang begitu hancur dan kecewa, orang tua saya mengatakan, “Anakku, mungkin inilah akhir dari hidupku, sudah kita pulang saja ke negara kita.” Tapi saya tetap beri kekuatan kepada orang tua saya dan di kamar itu saya mengajak orang tua saya berdoa secara bergantian sambil bercucuran air mata.

Setelah kami selesai berdoa, hati saya sangat tergerak untuk pergi ke luar kamar apartemen tempat kami tinggal. Ketika saya keluar dan berjalan beberapa langkah, saya bertemu dengan seorang ibu dan kami berkenalan dan berbincang bincang. Saya menceritakan maksud dan tujuan kami datang ke negara tersebut dan sebaliknya ibu tersebut juga menceritakan maksud dan tujuannya. Ternyata ibu tersebut juga membawa orang tuanya untuk berobat dan penyakitnya sama seperti penyakit yang diderita oleh orang tua saya. Ibu tersebut menganjurkan kami untuk berobat ke dokter salah satu rumah sakit yang kurang terkenal di kota itu. Kami pun pergi ke sana dan diperiksa oleh dokter yang bersangkutan serta hasil pemeriksaan yang melegakan hati kami. Sang Dokter sambil senyum mengatakan, “Ibu jangan khawatir, kondisi penyakit Ibu baik baik saja dan beberapa hari ke depan Ibu akan sembuh dan bisa kembali ke negara Ibu.” Kami pun sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan karena hanya dua hari saja orang tua saya berobat, kami bisa pulang ke kampung halaman. Tuhan itu Maha Penyayang, Maha Pengasih, Maha Tahu dan Maha Segalanya karena Bapa kita yang di surga mengetahui apa keluh kesah kita. Apapun permasalahan dalam kehidupan kita, Tuhan tahu dan kekuatan terbesar untuk menghadapi permasalahan kehidupan ada pada lutut yang lemah dan hati yang lembut untuk “Berdoa”. Serahkanlah segala permasalahan hidup kita kepada Tuhan maka Dia akan bertidak. Tuhan memberkati. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.