Telah beberapa hari ini, kami hidup bagaikan beberapa bulan usia pernikahan kami sekitar hampir empat belas tahun yang lalu, masih hidup berdua sebagai suami dan istri saja. Bagaimana tidak demikian? Anak-anak kami sedang bepergian untuk satu minggu lamanya, dalam satu acara perkemahan bersama-sama dengan teman-teman mereka. “Gilee, sepi bener rasanya rumah ini kalo Cuma kita berdua ya Mom?” ujarku kepada istri pada suatu malam ketika aku pulang kerja. “Biasanya ada suara anak-anak kita yang kita dengar, sekarang suara itu gak terdengar untuk beberapa saat lamanya”, lanjutku berkomentar sambil merasakan kerinduan yang sangat untuk kedua anak-anakku.
“Gak heran ya pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun belum mendapatkan keturunan merasakan kesedihan yang mendalam ketika buah hati keluarga itu belum kunjung hadir, ya seperti kita inilah mungkin terasa seperti ada yang kurang lengkap dalam hidup ini karna anak-anak lagi gak bareng sama kita”, kataku kepada istri sambil saya menemani istri mengerjakan pekerjaan tangannya pada malam itu. Itulah sebabnya, saya pasti menelepon bisa beberapa kali dalam sehari hanya untuk memastikan mereka dalam keadaan baik-baik saja, demikian juga kepuasan hati saya ketika telah mendengar suara anak-anakku. “Papi, aku kangen!” sang bungsu kami yang kerapkali masih harus ditemani untuk tidur berkata dengan suara lembut dan gemulai. Hati saya terasa seperti ingin memeluknya langsung saat itu, sambil berkata, “Ya, Nak, Papi juga kangen sama kalian. Sabar Nak! Sisa beberapa hari lagi, kalian sudah kembali ke rumah, kita bisa ketemu lagi”, aku berusaha menenangkannya walaupun saya sendiri merasakan kerinduan yang sangat untuk melihat anak-anak kami.
Ada satu kerinduan yang sangat besar bagi seorang anak untuk bersama dengan kedua orangtuanya yang setiap hari merawat dan menjaga mereka, ketika satu sama lain sedang berpisah. Ketika anak-anak tidak bersama dengan kita orangtua dan sebaliknya, terasa ada satu keinginan untuk selalu dekat satu sama lain. Adakah kita merasakan satu kerinduan yang amat dalam untuk kehadiran Yesus dalam diri kita? Sama seperti anak-anak kami merindukan kami orangtuanya, adakah kita memiliki kerinduan yang besar untuk bersama Yesus setiap hari. Yesus, yang menjadi Pemelihara hidup kita, Ia yang menjadi Penopang kita dalam kehidupan ini, adakah kita mengundang dia hadir dalam diri kita setiap waktu, sehingga kita merasakan satu ketenangan dan kenyamanan dalam hidup ini. Rindukan dan nantikanlah Yesus, sebab Ia yang akan memeluk dan menggendongmu untuk tiba dan beristirahat dengan senang di dalam sorga kelak.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: