Terasa memiliki kebahagiaan tersendiri ketika saya bersama saudara-saudara seiman dalam gereja dapat saling menguatkan satu dengan yang lain, teristimewa ketika mereka mengalami penyakit, kesulitan hidup dan dukacita. Sore itu, kami beranjak dari lokasi sekitar pukul dua dalam perjalanan menuju ke tengah kota di Jakarta. Entah apa yang terjadi, kami tidak mengetahui secara pasti. Namun satu hal yang pasti, bahwa perjalanan kami menuju ke rumah sakit yang ada di tengah kota di Jakarta itu kami tempuh dalam waktu dua jam lamanya.
Satu pelajaran yang berharga saya aplikasikan kepada diri saya sendiri, demikian juga dengan ke empat teman saya yang berkunjung pada sore itu. Ia terbaring sakit di salah satu ruangan VVIP sebuah rumah sakit yang terkenal bagus di Jakarta bahkan di Indonesia ini. Tubuhnya terlihat semakin kurus, namun semangat hidupnya tinggi, bahkan ia sanggup berbicara panjang lebar menjelaskan segala sesuatu dengan baik seperti bukan seorang pasien yang sedang sakit. Telah sekitar satu bulan lamanya ia terbaring di ruangan tersebut. Seorang yang di kenal memiliki kepintaran dalam ilmu medis bahkan dalam pengetahuan rohani. Sang Professor yang telah berusia 62 tahun ini berkata, “Selama ini saya tidak pernah merasakan bagaimana sakitnya seseorang yang harus menerima transfusi darah. Kita enak aja nyuruh perawat melakukan itu tanpa pernah memikirkan seperti apa sakitnya. Namun, kini setelah saya sendiri yang harus menjalani semua ini, barulah saya mengerti betapa sakitnya hal itu. Karena saya seorang dokter yang mengetahui segala efek baik positif maupun negatif dari penyakit yang saya derita, justru ilmu pengetahuan yang saya miliki saat yang sama menjadi lawan saya sendiri.”
“Saya sering berpikir yang bukan-bukan dan merasakan ketakutan, ketika saya membayangkan kemungkinan apa yang dapat terjadi bagi diri saya sendiri. Wow … sereem, saya jadi takut mati”, ujar sang Professor dengan senyum yang khas menceritakan keadaannya. Ayat roti pagi hari ini menasihatkan kita agar bergantung kepada Allah gantinya bergantung kepada pengertian kita sendiri, walaupun Allah telah memberikan kepintaran itu bagi kita. Ingatlah keterbatasan kita, jangan kita menganggap diri kita sendiri bijak, sesuai janji Tuhan pada ayat pagi ini, itulah yang akan menyembuhkan penyakit kita. Pengetahuan Allah tak terbatas, sementara pengetahuan kita terbatas. Oleh karena itu, hanya penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan dalam doa dan iman yang memberikan ketenangan atas diri kita.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: