Thursday, June 07, 2012

Tak Akan Ku Lupa


Mazmur 103:2-4, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.”

Pekerjaanku sore itu sudah hampir selesai, sisa sekitar sepuluh menit kemudian aku pun mulai membereskan seluruh perlengkapan kerjaku. Laptop saya sudah “off”kan, kabel laptop pun sudah tersimpan rapi ke dalam tasnya. Kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjaku kini sedang saya rapikan, tiba-tiba saya melihat bunyi musik yang terpasang di telepon genggamku berbunyi. Saya menoleh ke arah telepon genggamku sementara aku sedang merapikan semuanya itu dan melihat nada panggilan telepon masuk dari seorang teman kerja di perusahaan yang lama bernama Ferdy.

“Hei, ada kabar apa nih gerangan. Tumben jam segini tiba-tiba telepon”, sapaku secara spontan. “Ha ha ha … iya nih Pak. Lagi ngapain sekarang Pak, masih di kantor atau udah jalan pulang nih?” sahut Ferdy, yang baru saja menikah satu bulan yang lalu sekaligus menanyakan posisiku pada pukul enam petang hari itu. “Pak, aku telepon mau ngucapin terima kasih banyak sama bapak, karena kalo bukan karena bapak saya pastinya gak akan bisa seperti sekarang ini. Per hari ini saya sudah mengajukan surat pengunduran diri dari kantor sekarang karena saya baru saja mendapatkan pekerjaan di perusahaan minyak yang berlokasi di Cilegon mulai bulan depan. Hutang budi yang gak pernah bisa saya balaskan ke bapak. Kalau bukan karena bapak yang menempatkan saya di posisi sekarang ini beberapa tahun yang lalu, saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kerja yang baik seperti yang baru saya dapatkan …..”, ungkap Ferdy sambil melanjutkan dengan banyak hal lainnya.

Ferdy berusaha menjadi orang yang tidak pernah melupakan kebaikan orang lain yang telah Allah gunakan sebagai perpanjangan berkat bagi dirinya. Banyak hal yang dia ungkapkan dalam percakapan lewat telepon pada petang hari itu dan inti dari pembicaraan kami hanyalah berterima kasih bagi orang-orang yang berjasa baginya. “Ok deh Ferdy, kita ketemuan besok sore, nanti kita banyak ngobrol di sana”, jawabku sambil mengajak mengakhiri pembicaraan sore itu karena saya sudah harus beranjak pulang dari kantor. Ayat roti pagi hari ini mengajarkan kepada kita untuk mengenang segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita setiap hari. Banyak perkara yang telah kita terima, miliki dan nikmati atas seijin Tuhan selama hidup kita. Semua itu bukan karena kebaikan kita, namun hanya karena kemurahan Tuhan semata. Bahkan satu kalimat dalam ayat roti pagi hari ini yang sangat berkesan bagi saya, “Dia yang menebus lobang hidupmu dari lobang kubur”, betapa menguatkan hati saya bahwa sesungguhnya saya adalah debu yang diijinkan Tuhan hidup di muka bumi ini. Kiranya Tuhan memberikan kita kemampuan untuk mengenang segala kebaikan Tuhan dan hidup setia bagi-Nya.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: