Mazmur 103:2-4, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih
setia dan rahmat.”
Pekerjaanku sore itu sudah hampir selesai, sisa sekitar
sepuluh menit kemudian aku pun mulai membereskan seluruh perlengkapan kerjaku.
Laptop saya sudah “off”kan ,
kabel laptop pun sudah tersimpan rapi ke dalam tasnya. Kertas-kertas yang
berserakan di atas meja kerjaku kini sedang saya rapikan, tiba-tiba saya
melihat bunyi musik yang terpasang di telepon genggamku berbunyi. Saya menoleh
ke arah telepon genggamku sementara aku sedang merapikan semuanya itu dan
melihat nada panggilan telepon masuk dari seorang teman kerja di perusahaan
yang lama bernama Ferdy.
“Hei,
ada kabar apa nih gerangan. Tumben jam segini tiba-tiba telepon”, sapaku secara
spontan. “Ha ha ha … iya nih Pak. Lagi ngapain sekarang Pak, masih di kantor
atau udah jalan pulang nih?” sahut Ferdy, yang baru saja menikah satu bulan
yang lalu sekaligus menanyakan posisiku pada pukul enam petang hari itu. “Pak,
aku telepon mau ngucapin terima kasih banyak sama bapak, karena kalo bukan
karena bapak saya pastinya gak akan bisa seperti sekarang ini. Per hari ini
saya sudah mengajukan surat
pengunduran diri dari kantor sekarang karena saya baru saja mendapatkan
pekerjaan di perusahaan minyak yang berlokasi di Cilegon mulai bulan depan.
Hutang budi yang gak pernah bisa saya balaskan ke bapak. Kalau bukan karena
bapak yang menempatkan saya di posisi sekarang ini beberapa tahun yang lalu,
saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kerja yang baik seperti yang baru
saya dapatkan …..”, ungkap Ferdy sambil melanjutkan dengan banyak hal lainnya.
Ferdy
berusaha menjadi orang yang tidak pernah melupakan kebaikan orang lain yang
telah Allah gunakan sebagai perpanjangan berkat bagi dirinya. Banyak hal yang
dia ungkapkan dalam percakapan lewat telepon pada petang hari itu dan inti dari
pembicaraan kami hanyalah berterima kasih bagi orang-orang yang berjasa
baginya. “Ok deh Ferdy, kita ketemuan besok sore, nanti kita banyak ngobrol di sana ”, jawabku sambil
mengajak mengakhiri pembicaraan sore itu karena saya sudah harus beranjak
pulang dari kantor. Ayat roti pagi hari ini mengajarkan kepada kita untuk
mengenang segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita setiap hari. Banyak perkara
yang telah kita terima, miliki dan nikmati atas seijin Tuhan selama hidup kita.
Semua itu bukan karena kebaikan kita, namun hanya karena kemurahan Tuhan
semata. Bahkan satu kalimat dalam ayat roti pagi hari ini yang sangat berkesan
bagi saya, “Dia yang menebus lobang hidupmu dari lobang kubur”, betapa
menguatkan hati saya bahwa sesungguhnya saya adalah debu yang diijinkan Tuhan
hidup di muka bumi ini. Kiranya Tuhan memberikan kita kemampuan untuk mengenang
segala kebaikan Tuhan dan hidup setia bagi-Nya.
Mari Kita bagikan
Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend”
dibawah ini: