Sunday, June 10, 2012

Turut Merasakan

Ibrani 4:15, 16, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasaka kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak dapat berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”

Saya sudah lama hidup sebagai seorang janda. Bahkan kurang lebih empat tahun terakhir ini saya hidup sendirian di rumah oleh karena anak-anak yang Tuhan percayakan kepada rumah tangga kami sudah menikah semua. Walaupun saya hidup puluhan tahun sebagai seorang janda, saya bersyukur karena Tuhan mempercayakan satu orang putra dan tiga orang putri sebagai buah hati hasil pernikahan saya dengan seorang pria yang usianya jauh lebih tua dari saya. Kini, saya sisa menikmati masa tua saya dengan segala kesederhanaan hidup yang Tuhan berikan namun selalu tercukupi setiap hari.

Telah beberapa hari bahkan sudah lamanya anak mantu saya terbaring sakit di rumah sakit setelah tiga hari sebelumnya ia telah merasakan ada penyakit di tubuhnya. Demam tinggi serta badan pegal-pegal dan linu menyelimuti tubuh anak mantu saya, membuat anak mantu saya bahkan putri saya, istrinya merasa khawatir sakit apakah gerangan. Hati saya dikuatkan ketika sahabat-sahabat seiman di gereja mendatangi saya dan bertanya, “Sakit apa mantunya Bu? Di kamar nomor berapa?” Saya pun segera menjelaskan penyakit anak mantu saya kepada sahabat seiman. Trombosit sudah menunjukkan angka kenaikan, tapi panasnya tidak turun-turun sampai hari ini. Padahal sudah seminggu dia dirawat di rumah sakit”, aku mencoba berbagi cerita kepada sahabat seiman di gereja.

Satu hal yang membuat hati saya turut sedih dan khawatir, yakni ketika malam yang ketujuh anak kami di rawat di rumah sakit, saya menanyakan kepada putri saya tentang keadaan suaminya, jawaban yang saya dapatkan, “Iya, Mami, panasnya masih seperti itu juga, gak ada perubahan.” Jelas terdengar suara putri saya yang sangat tidak bersemangat kedengarannya, disaluti dengan rasa khawatir akan keadaan suaminya. Pikiran saya pun jadi turut terganggu. Tidak sanggup membayangkan rasa khawatir putri saya, saya pun jadi turut khawatir. “Nak, mari kita berdoa memohon petunjuk dari Tuhan untuk kondisi penyakit suamimu, Ia pasti memberi jalan”, nasihat inilah yang dapat saya berikan kepada putri saya untuk menguatkan hatinya juga menguatkan hati saya. Tepat seperti yang saya rasakan sebagai orang tua, demikian Yesus dapat turut merasakan segala kelemahan-kelemahan kita, segala kesusahan hati, kesedihan dan pergumulan hidup kita sama seperti ketika kita berbahagia, Allah turut merasakan semuanya itu. Sesuai anjuran ayat roti pagi hari ini, marilah kita dengan penuh keberanian dan keyakinan menghampiri takhta kasih karunia Allah melalui doa dan belajar Firman-Nya, sehingga kita dikuatkan dan menang atas seluruh kelemahan dan pergumulan hidup kita.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: