If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Wednesday, August 10, 2016
Carilah dahulu Kerajaan Allah
Matius 6 : 33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Suatu hari saya melihat ada keluarga baru yang menempati rumah yang selama ini kosong. "Tok tok, spada... selamat pagi De. Kenalkan nama saya Sita. Saya tinggal dua rumah dari sebelah kiri rumah Ade." Kataku kepada tetangga baruku, seraya menyerahkan kue hasil buatanku. Saya memang suka lebih dahulu berkenalan kalau ada tetangga baru, dengan maksud bisa membantu bila ada hal-hal ingin diketahui oleh sang penghuni baru. "Terima kasih kak, mari silahkan masuk. Maaf masih berantakan rumahnya.” Kata ibu Ibeth, menyambutku dengan ramah, sambil memperkenalkan suami dan ketiga anaknya.
Hari berganti hari, saya dan tetangga baru ini menjadi semakin akrab. Kami sering bergantian berbagi makanan hasil masakan sendiri. Waktu itu, saya sedang mencari –cari sebuah gereja untuk berbakti, karena saya tidak mendapatkan kedamaian dengan kegiatan keagamaan yang saya jalani saat itu. Sudah beberapa kumpulan perbaktian saya ikuti, tapi saya belum juga menemukan yang kena di hati . "Mari kak, kami lagi berdoa pagi, kakak mau ikut berdoa bersama?" Itulah yang saya dapati bila saya berkunjung ke rumah ibu ibeth pada pagi hari. Mezbah penyembahan pagi dan petang adalah hal rutin yang selalu dijalankan oleh keluarga ini. Setiap berkesempatan mengikuti doa di keluarga ini, hati saya menjadi damai rasanya. Sampai pada suatu hari : "Kak Sita, ada KKR di gereja kami, kakak mau ikut, nanti perginya bersama kami." Kata ibu ibeth kepadaku. Akhirnya selama 10 malam berturut saya mengikuti KKR yang diadakan. Pada waktu malam panggilan, saya menyerahkan diri kepada Tuhan. Masih banyak pelajaran firman Tuhan yang belum saya ketahui, tapi melalui kehidupan keluarga ibu Ibeth yang takut akan Tuhan, saya belajar banyak. Firman Tuhan menjadi lebih mudah untuk dimegerti, karena dipraktekkan dalam perilaku hidup sehari-hari dalam keluarganya. Meskipun masih mendapat tantangan dari suami, dan juga anggota keluarga lainnya, saya bertekad untuk tetap setia kepada Tuhan.
Pengalaman dalam mencari Tuhan, mengingatkan saya dengan ayat kita pagi ini, yang mengatakan carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka sekaliannya itu akan ditambahkan kepadamu. Sekarang, bersama dengan Tuhan, saya jalani hidup keseharianku. Di dalam keluarga Allah tempat aku bergabung, aku mendapatkan apa yang selama ini tidak kumiliki. Kiranya, kasih Tuhan juga menjadi bagian kita semua dan berkerajaan dalam hati kita masing-masing.