Thursday, August 11, 2016

Pembawa Damai


Matius 5 : 9, “Berbahagialah orang yang membawa damai , karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” 

Ketika ada kesempatan pulang ke kampung halaman,  bahagia sekali rasanya.  Pulang ke tempat dimana menyimpan kenangan yang indah di masa kecil adalah  saat yang sangat dinantikan.  Bisa bernostalgia masa lalu, juga bertemu dengan keluarga yang selama ini terpisah jauh.  Saat yang dinantikan tibalah.  “Pa, kalau nanti saya dan si kecil pulang kampung, papa tidak masalah ya sendirian di rumah?”  kataku kepada suamiku.  “Ok saja, jangan kuatir ma.  Papa sudah biasa mengurus diri sendiri.  Mama nikmatilah liburan di sana bersama keluarga,” suamiku memberi dukungan.

Sesampainya di kota yang dituju, aku dan anakku yang masih kecil,  bertemu dengan ibu dan saudara perempuanku.   Saudara-saudara lain juga datang berkumpul menyambut kedatanganku. Suasana begitu menyenangkan.  “Besok mau ke mana?” kata saudara perempuanku.  “Bagaimana kalau kita ke lokasi Gong Perdamaian, aku belum pernah ke sana,”  usulku, yang disetujui oleh saudara lainnya.  Keesokan harinya, kamipun menuju lokasi Gong Perdamaian yang ramai dikunjungi orang  baik dari penduduk setempat, maupun pendatang dari luar kota.  Gong Perdamaian terletak di atas bukit.  Dari situ, pengunjung bisa melihat keindahan pemandangan yang ada di sekitarnya juga di bawahnya, sehingga tidak heran semua berlomba-lomba mengambil photo pemandangan indah yang terhampar di depan mata. “ Wah,  di Gong ini ada logo kota, kabupaten dan 33 propinsi yang ada di Indonesia. Ada lambang 5 agama yang diakui, juga gambar bunga.” Kataku  kepada saudara perempuanku, sambil mengamati gambar-gambar yang ada di Gong tersebut.  Menurut keterangan, ini adalah Gong Perdamaian   ke empat dari lima buah gong perdamaian yang ada di Indonesia. Keberadaan gong sebagai simbol perdamaian itu bertujuan untuk meredam konflik yang kerap terjadi di Nusantara. Diharapkan dengan adanya gong perdamaian ini, perbedaan agama, suku, budaya, maupun pemikiran bukanlah sebagai hambatan bagi kita, tetapi bisa menjadi alat pemersatu bangsa.

Sepulangnya dari berwisata ,saya jadi merenung.   Sebenarnya peperangan dan konflik  sedang terjadi di mana saja, bahkan di sekitar atau dalam diri  kita. Ada peperangan  dan konflik yang jelas-jelas kelihatan,  tapi ada juga perang yang berlangsung diam-diam atau dikenal dengan perang dingin.  Dalam setiap peperangan,  senjata apapun yang digunakan,  maka setiap pihak yang bertikai pasti akan terluka.   Semoga  saja kita  bisa menjadi  orang-orang yang membawa damai, sebagaimana Yesus datang membawa damai, sehingga dimanapun kita berada, orang-orang  akan bisa merasakan kedamaian yang kita suarakan.