If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Monday, August 29, 2016
Piknik Lansia
Yesaya 1 : 17, “Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda.”
Setelah mendapat persetujuan majelis, pimpinan BWA dibantu oleh beberapa ibu-ibu muda lainnya mengatur acara piknik sehari untuk para orang tua senior yang berada di gereja kami. Tibalah hari yang dinantikan. Pagi itu, matahari masih bersembunyi di ufuk timur, sebuah bus besar parkir di depan rumah salah satu anggota gereja, siap mengangkut para peserta piknik. “Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu yang kekasih, saya mau absen dulu jumlah peserta piknik” kata seorang ibu. “Semua peserta sudah lengkap, kecuali seorang oma yang tidak jadi ikut karena kurang sehat. Bapak Pendeta "A" dan ibu akan ketemu kita di farm house,” demikian lanjut ibu tadi menjelaskan status peserta piknik lainnya, sebelum meminta gembala jemaat berdoa untuk mengawali perjalanan. Setiap peserta telah memilih teman duduk sebangku. Tawa canda mulai terdengar, wajah-wajah cerah nampak dari setiap peserta. Laporan perjalanan segera tersebar melalui photo2 yang dikirim melalui WA. Setibanya di lokasi, bapak Pendeta “A” dan ibu sudah menunggu. “Terima kasih ibu-ibu yang mengingat kami, walaupun kami sudah lebih sering di Bandung, tapi kami diingat dan diajak dalam piknik ini.” Itulah yang disampaikan oleh Bapak Pendeta “A” dengan senyum lebar, ketika pertama kali bertemu dengan rombongan peserta yang turun dari bus. Ada dua tempat lokasi yang kami kunjungi hari itu, para ibu dan bapak senior silih berganti mengambil gambar, termasuk para pendamping.
Ketika saatnya untuk pulang, bernyanyi dan berjoget bersama, mengisi sepanjang perjalanan pulang itu. Pertanyaan2 dengan hadiah yang telah disiapkan oleh ibu-ibu muda peserta piknik, menjadi acara yang dinikmati sekaligus ajang untuk berbagi kasih. Pada waktu acara pesan dan kesan disampaikan, semua menyampaikan kesannya dan berharap akan ada acara2 lainnya untuk para senior di waktu yang akan datang. Seorang ibu berdiri dan berbicara : ”Saya mau mewakili peserta senior, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada gereja dan ibu-ibu yang sudah mengatur hingga terselenggaranya piknik hari ini. Tidak bisa saya ungkapkan kebahagiaan hati saya hari ini. Biarlah Tuhan saja yang membalas segala kebaikan hati ibu-ibu sekalian. Saya berdoa, semoga anak-anak muda kita, akan melakukan hal yang sama kepada ibu-ibu muda yang ada saat ini, ketika mereka juga sudah seperti kami-kami ini. ” “Amin..” kata peserta lainnya.
Matahari telah kembali ke peraduannya, berganti dengan bulan yang muncul tersenyum manis, menyinari wajah para orang tua yang turun dari bus, sebelum masing-masing pulang ke rumah membawa kenangan yang indah.
Piknik sehari untuk para orang tua yang dilaksanakan di gereja saya, menunjukkan kepedulian terhadap para orang tua senior, yang kebanyakan sudah ditinggalkan pasangan hidupnya, para janda. Melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah para orang tua tersebut, membuatku merasa bahagia. Benarlah pepatah yang mengatakan :” Bila engkau ingin bahagia, bahagiakan orang lain.”