If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Monday, August 15, 2016
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan
Lukas 1 : 37, “Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.”
Pada masa tuaku, saya tinggal hanya berdua bersama dengan suamiku. Dengan doa yang sungguh-sungguh akhirnya suamiku mengikuti jejakku menerima kebenaran. Sungguh suatu suka cita yang sangat besar dalam hidupku, meskipun saya masih bergumul dan berdoa untuk ketiga anak dan mantu serta cucu-cuku. Saya berharap satu kali kelak mereka juga bisa bersama-sama dengan aku datang ke gereja.
Saya belajar menggantungkan hidupku kepada Tuhan Yesus. Hal-hal sekecil apapun, setiap pertolongan dan jawaban doa, saya imani sebagai bukti kasih Tuhan kepadaku. Suatu hari mesin cuciku rusak, sudah berhari-hari tidak bisa dihidupkan. Saya tidak mengerti soal mesin. "Bu, setelah saya periksa, ada alat yang harus diganti, biayanya tujuh ratus ribu rupiah, ongkos kerja seratus ribu.” Kata tukang servis . "Mahal ya pak. Ini kan mesin tua, masa biaya penggantian dan ongkosnya, hampir sama dengan mesin baru?" Kataku sambil membayangkan cucian yang sudah menumpuk dan tanganku yang sudah tidak kuat lagi untuk memeras cucian, karena faktor usia. "Maaf bu, tidak bisa kurang lagi, memang sudah segitu harganya. Kalau setuju saya kerjakan. "Ibu kabarin saya ya.“ Kata tukang servis sambil mohon diri. Saya tertunduk lesu menghadap mesin cuci. Kemudian, sebagaimana kebiasaanku, aku berbicara kepada Tuhan : "Tuhan, Engkau mengetahui keadaan hamba. Mungkin untuk orang lain biaya sebesar itu tidak banyak, tapi bagi hamba itu besar sekali Tuhan. Tuhan, bagi-Mu tidak ada yang mustahil. Kalau Engkau berkehendak, mesin cuci ini juga bisa berfungsi lagi. Tolonglah hambamu ini Tuhan…." Sambil terus berbicara, layaknya Tuhan berada disampingku, aku coba hidupkan mesin itu. Sungguh ajaib, tiba-tiba mesin itu bergetar dan hidup. Puji Tuhan, sampai sekarang mesin itu masih bisa dipakai. Adakah yang mustahil bagi Tuhan? Mesin cuci, hanyalah salah satu mujizat diantara sekian banyak mujizat yang kualami dalam hidup ini, ketika segala kesulitanku kuserahkan semuanya ke tangan Tuhan.
Firman Tuhan pagi ini mengatakan, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Sering dalam hidup ini, ketika kita merasa segalanya masih bisa kita atasi, langkah pertama biasanya adalah mengusahakan dengan kemampuan diri sendiri. Ketika menghadapi kesulitan, barulah kita datang kepada Tuhan. Memang, membutuhkan kesulitan untuk terjadinya sebuah mujizat , tetapi kemustahilanlah yang membuat itu menjadi mujizat yang besar. Siapa yang bisa menjamin, ketika tidur malam akan bangun keesokan paginya? Bukankah itu mujizat dari Tuhan.