If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Tuesday, August 16, 2016
Jangan jemu-jemu berbuat baik
Galatia 6:9, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."
Semenjak saya memgenal Yesus, saya selalu rindu untuk ke rumah Tuhan dalam setiap jam kebaktian yang diadakan oleh gereja, kecuali bila aku dalam keadaan kurang sehat. Rasanya ada yang kurang kalau tidak datang ke gereja untuk berbakti. Siapapun pembawa firman dan pelajaran apapun yang diberitakan, aku berusaha mengambil hal-hal baru yang bisa aku terapkan dalam hidup.
Sebuah mobil kijang berhenti di depanku "Bu ayo naik, mau ke gereja kan?" Pintu mobil terbuka, seorang ibu membukakan pintu. "Selamat malam," sapaku kepada bapak dan ibu Samosir yang ada dalam mobil itu, juga seorang anaknya. "Selamat malam Bu. " Sahut mereka sambil menyodorkan tangan. "Boleh minta tolong telepon ibu Dina, soalnya tadi janjian akan ikut mobilnya ke gereja, nanti dia cariin. " kataku kepada ibu Samosir, segera setelah mobil melaju. Ibu Samosir segera menelpon ibu Dina, dan memberitahukan bahwa aku sudah menumpang kendaraannya . "Saya ini bersyukur sekali kepada Tuhan, karena mobilku banyak. Kalau mau ke gereja, mobilnya ganti-ganti. Motor juga ada. Mana ada yang ke gereja naik mobil ganti-ganti sebanyak saya." Kataku menyaksikan kebaikan Tuhan, bagaimana aku biasa menumpang kendaraan umat-umat Tuhan yang mau ke gereja. "Betul sekali, ibu lebih hebat dari kami, mobil kami hanya satu.” kata ibu Samosir, sambil tertawa. "Itulah baiknya Tuhan itu. Dan kalian juga menjadi berkat bagi orang yang memerlukan tumpangan seperti saya.” Kataku melanjutkan. “Yang sedih, kalau tidak ada yang lewat. Pernah saya jalan kaki sampai ke gereja. Pernah juga pulang, tidak jadi ke gereja, karena sudah terlambat. Katanya, gereja memang sepi sekali waktu itu, karena ada demo, jalan macet total, jadi yang biasa ditumpangi tidak ke gereja.” “Betul bu, kalau pulang sekarang memang macet sekali, kami juga sering kesulitan mengatasi kemacetan ini, yang menghambat untuk ke gereja.” Sahut pak Samosir.
Kebaikan hati saudara-saudaraku, yang senantiasa terbuka untuk menolong mereka yang rindu ke rumah Tuhan, tanpa disadari telah menolong orang-orang yang haus akan firman Tuhan seperti aku, dapat dipuaskan dahaganya. Kalau saja jaman Yesus sudah ada kendaraan, mungkin Yesus juga akan berkata : ”Karena pada waktu Aku tidak punya kendaraan, engkau memberi aku tumpangan.” Aku berdoa, Tuhan menolong kita semua untuk tidak jemu-jemu berbuat baik kepada siapapun, karena dengan demikian secara tidak langsung kita sudah melakukannya untuk Tuhan.