Tuesday, August 30, 2016

Sahabat Sejati


Yohanes 15 : 13, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”


Aku mempunyai  sahabat,  baik di tempat tinggal maupun di lingkungan gerejaku.  Pada suatu hari aku dan tiga orang sahabatku yang seiman, berencana untuk bisa meluangkan waktu bersama untuk bisa berkumpul dan berbagi cerita dengan waktu yang cukup.  Namun karena kesibukan masing-masing, apa yang direncanakan belum juga terwujud. Sampai pada suatu hari.
“Kalau hari Kamis bisakah?” Tanyaku kepada temanku. “Nanti aku tanya lagi, soalnya teman kita yang satu ini suka nginap di rumah  saudaranya.” Jawab sahabatku “Kalau bisa tolong segera kabarkan ya, supaya aku bisa atur waktu.”  Demikian penggalan percakapanku dengan salah seorang sahabatku, sebelum akhirnya kami berempat mendapat kesepakatan untuk bisa jalan bersama dengan tujuan sebuah tempat wisata.

Sepanjang perjalanan menuju tempat itu, kami bercerita tentang kesibukan masing-masing dalam rumah tangga, juga peran masing-masing dalam gereja. Pada waktu tiba di tempat wisata, di lokasi itu  kami menemukan ada  sebuah rumah mungil, tempat menjual souvenir. “Ini gembok buat apa ya?’’ Tanya temanku kepada penjaga toko, sambil memegang gembok berwarna-warni yang bergambar hati.  “Itu gembok cinta bunda” kata penjaga toko. “ “Maksudnya apa?”  “Biasanya orang beli dan menuliskan nama di atas gembok itu, lalu gembok itu digantung di pagar yang ada di depan sana, sebagai tanda saling mencintai.”  Kata penjaga toko,  sambil menunjuk pagar di samping rumah mungil, yang penuh dengan gembok2 yang tergantung.   Karena penasaran, aku keluar dan melihat-lihat gembok-gembok yang tergantung itu.  Di situ kudapati tulisan nama orang, umumnya nama pria dan wanita, walaupun ada juga nama wanita dan wanita.  Aku jadi punya ide, kupanggil ke tiga temanku dan kusampaikan ideku.  “Masing-masing kita tulis nama di gembok ini.”  “Kalau orang pacaran berjanji sehidup semati,  kita berjanji setia pada Tuhan, supaya kalaupun kita berpisah di dunia ini, kita akan bertemu di surga.” Kata temanku menambahkan. “Betul sekali, nanti kalau diantara kita punya kesempatan kembali kesini lagi, tolong lihat, apakah kunci yang kita gantung masih di tempatnya.”  Kami berempat tertawa dan berebutan untuk membayar harga gembok,  lalu mencari posisi pagar yang mudah diingat tempatnya, untuk menggantung kunci yang ada nama kami berempat.

Mempunyai sahabat  sejati adalah impian setiap orang.  Seseorang mengatakan “Bukan suatu keajaiban ketika kamu memiliki sejuta teman. Sebuah keajaiban itu, ketika kamu mempunyai seorang teman yang selalu ada di samping kamu ketika berjuta orang menjauhimu.” Kata orang teman terbaik itu seperti berlian langka. Sangat sulit untuk ditemukan dan beruntung bagi yang memiliki.  Ayat kita pagi ini mengingatkanku, bahwa masing-masing kita paling tidak mempunyai seorang sahabat sejati, yang telah rela mati bagi kita, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita.  Terima kasih Tuhan karena telah menjadi sahabat sejatiku.