If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Friday, July 08, 2016
Berdoa….?
Jeremia 29 : 12 “Dan apabila kamu berseru dan datang kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu.”
Suatu waktu saya dan keluarga bersiap-siap untuk mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Kami akan pergi dengan menggunakan pesawat, keberangkatan tengah malam. “Anak-anak, perhatikan barang bawaan kalian, jangan ada yang tertinggal, kita juga harus selalu bawakan dalam doa rencana keberangkatan ini” saya mengingatkan anak-anak sambil membereskan koper-koper yang akan kami bawa. Seperti biasa saat take off ataupun landing saya berdoa. Hal tersebut pulalah yang saya minta suami dan anak-anak saya lakukan setiap kali mereka menggunakan pesawat.
“Mami, terima kasih ya, sudah datang sebelum kami berangkat” demikian kata saya kepada ibu yang datang bersama adik saya sebelum kami berangkat. Dalam perjalangan ke airport, saya berkata kepada suami, “Pa, tadi karena ngobrol sama mami dan adik, saya tidak sempat istirahat, dan sekarang ngantuk sekali rasanya” sambil berkali-kali menguap. “Para penumpang dengan nomor kursi 21 sampe dengan 35, silahkan menaiki pesawat” terdengar pengumuman di ruang tunggu. Saya, suami dan anak-anak bergegas menuju ruang memasuki pesawat. “Ayo, kenakan sabuk pengaman masing-masing” kata suami saya sambil mencoba memperhatikan apakah masing-masing kami sudah mengenakan sabuk pengaman dengan benar. Segera setelah sabuk pengaman terpasang, kelelahan menghinggapi saya. mata seakan tak sanggup dibuka lagi, dan saya segera tertidur. Saya tersadar ketika seperti ada yang membangunkan, dan saya teringat, ternyata saya belum berdoa ketika pesawat akan take off. Saya melihat suami dan anak-anak di sebelah saya, mereka semua tertidur lelap. Saya mulai berdoa. “Maaf Tuhan, hamba tak sempat berdoa karena sangat mengantuk,……”,demikian isi doa saya. Kemudian lagi-lagi saya terbangun dan ingat kalau saya belum sempat mengatakan Amin dan sudah tertidur lagi. “Tuhan, maafkan hamba, hamba benar-benar tidak bisa menahan kantuk ini.” kembali saya berdoa. Namun berikutnya yang membangunkan saya adalah goncangan pesawat yang sangat hebat. Dua kali saya merasakan tiba-tiba pesawat turun, dan saya merasa badan saya seperti terlempar ke depan. Hal ini yang akhirnya benar-benar membuat saya terjaga, bahkan tersadar dari kantuk yang amat sangat meliputi saya. “Oh Tuhan, tolong ampuni hambaMu yang lalai berdoa kepadaMu, ampuni hamba Tuhan, jangan tinggalkan hamba, hamba mohon Tuhan, kiranya Engkau menyertai perjalanan ini, dan biarlah Engkau yang akan memimpin liburan kami, sehingga sukacita kami penuh karena Tuhan yang menyertai kami.” Masih banyak lagi doa yang saya panjatkan kepada Tuhan saat itu, dan saya memintanya dengan sungguh-sungguh dengan penuh penyerahan diri. Setelah selesai berdoa saya mengarahkan pandangan kepada anak-anak dan suami saya, mereka masih tertidur pulas. Saya merasa heran, apa mereka tidak merasakan apa yang saya alami. Sepertinya hanya saya yang terjaga saat itu. Kemudian saya menengok ke jendela pesawat, saya melihat langit terang dan tidak berawan walau saat itu menjelang subuh. Pesawat sepertinya terbang dengan baik dan tidak mengalami hambatan cuaca maupun masalah teknik lainnya. Saat anak-anak dan suami saya terbangun, saya menanyakan hal yang terjadi malam itu, “Apa kalian tadi malam tidak merasakan ada goncangan pesawat?”. Serempak mereka menjawab “Tidak”.
Saya teringat ayat Alkitab dalam Yeremia 29 : 12 yang mengatakan : ”Dan apabila kamu datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu.” Saya merenungkan apa yang baru saja saya alami dalam pesawat dan bersyukur atas apa yang saya dapatkan dan terima daripadaNya. Terkadang banyak hal bisa membuat kita lupa akan hal yang lebih penting dalam hidup ini, sampai ketika goncangan datang menerpa, di situ kita disadarkan. Namun Tuhan berjanji akan mendengarkan doa kita, jika kita meminta kepadaNya dengan sungguh-sungguh. Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah mengingatkan saya untuk datang kepadaNya, karena saya yakin Tuhan juga senantiasa rindu mendengarkan doa kita. Amin.