Sunday, July 31, 2016

Sukacita di hati


Amsal 19:6, "Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi."


Pagi itu saya melihatnya duduk di pojok sekolah. Beberapa hari kemudian saya kembali melihatnya duduk disana. Dan pagi ini  kembali saya melihatnya duduk sendirian disana. Seorang gadis kecil dengan wajah yang tampak murung, kulit gelap dengan rambut kurang tertata rapi, seakan banyak beban yang ditanggungnya. Tidak ada canda tawa keluar dari mulutnya. Hanya kesedihan.

Saya melihat sebuah sepeda tua terparkir di luar halaman sekolah, dan saya tahu itu sepeda miliknya yang setiap hari dia gunakan ke sekolah.
Saya tidak tahan untuk tidak mendekatinya. "Siapa namamu?, saya lantas duduk di sampingnya. "Clarrisa", demikian dia menjawab sambil menundukan kepala. Tampak wajahnya yang sayu saat menjawab pertanyaan saya. "Clarissa", nama yang indah", tampak dia mulai tersenyum.  "Dimana tempat tinggalmu dan siapa orang tuamu?" Saya kembali bertanya. Perlahan dia menjawab "Saya tinggal di sebuah mess, ayah saya baru meninggal setelah setahun sakit, ibu saya tidak bekerja, dan sebentar lagi saya harus pulang ke kampung halaman dan tidak melanjutkan sekolah lagi." Saya merasa iba mendengarnya dan kemudian bertanya, "Apakah kamu mau tinggal di rumah saya bersama keluarga saya?. Dia tidak langsung menjawabnya, namun wajahnya menunjukan kegembiraan. Beberapa menit kemudian dia menjawab, "Ya, saya mau."

Keesokan harinya dia datang bersama ibunya untuk menyerahkan Clarissa kepada keluarga kami. Dan saat ini Clarissa bersama dengan keluarga kami. Kini wajahnya tidak muram lagi, tampak lebih ceria, dan lebih bersemangat.
Kasih menutupi segala dukacita. Apabila kita siap memperhatikan penderitaan setiap orang, dan ini menjadi  sukacita bagi surga.

Kiranya renungan yang singkat ini dapat mendorong kita memperhatikan orang-orang yang berduka hatinya sehingga dia mendapat sukacita .

Tuhan memberkati.