If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Monday, July 25, 2016
PULANG KAMPUNG
Filipi 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
Di Indonesia, setiap tahun fenomena ini selalu terjadi. Terutama menjelang libur panjang seperti saat menjelang hari Raya Idul Fitri. Hampir semua orang yang ada di kota bergerak menuju kampung halamannya masing-masing. Pulang kampung istilahnya. Kegiatan ini menjadi semacam ritual yang wajib dilakukan oleh semua orang yang merantau. Dan, oleh karena banyaknya orang yang melakukan perjalanan bersamaan, tidak aneh jika terjadi kemacetan dimana-mana. “Akhir-akhir ini, hampir semua TV beritanya mengenai mudik ya Pa, sudah tidak ada berita lain lagi.” kata istriku kepadaku, sambil menonton berita di TV. “Betul sekali, Tapi syukur, kelihatannya laporan angka kecelakaan menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.” Jawabku kepada istriku. “ Kasihan banget kalau mengalami kecelakaan sebelum sampai di kampung halaman, apalagi kalau sampai meninggal, mudah-mudahan mereka semua bisa tiba dengan selamat.” Istriku berkomentar.
Kami sekeluarga memang tidak mengikuti ritual pulang kampung oleh karena kami sudah tidak punya kampung lagi. Kami hanya melihat bagaimana banyak para pemudik yang terjebak dalam kemacetan di televisi. “Pah, mengapa semua orang rela bermacetan untuk pulang kampung?” tanya anak kami yang terkecil. “Ya, mereka rela bermacetan oleh karena mereka rindu untuk bertemu dengan saudara-saudara mereka.” jawab saya. “Semua kesulitan yang terjadi dalam perjalanan mereka akan dihapuskan oleh suka cita yang besar, ketika mereka tiba di kampung halaman dan bertemu dengan sanak saudara mereka”
Pagi ini, kita berlajar dari orang-orang yang rela dan tetap bersemangat untuk pulang kampung walaupun mereka tahu akan mengalami kemacetan dan kelelahan. Sama seperti umat Tuhan saat ini, dimana di dalam kehidupan kita, banyak masalah dan persoalan yang kita hadapi, namun kita harus tetap bersemangat karena kita tahu, bahwa kita menantikan juga untuk pulang kampung ke tempat yang yang Tuhan sediakan bagi kita, yaitu Sorga, sebagaimana yang di tuliskan dalam Filipi 3 : 20, karena kewargaan kita adalah di dalam Sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Tuhan Yesus memberkati