Wednesday, July 20, 2016

Wanita serba bisa


1 Korintus 13:4-8, ”Kasih itu panjang sabar dan baik hati. Kasih tidak cemburu, tidak membual, tidak menjadi besar kepala, tidak berlaku tidak sopan, tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri, tidak terpancing menjadi marah. Kasih tidak mencatat kerugian. Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi bersukacita karena kebenaran. Kasih menanggung segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mempunyai harapan akan segala sesuatu, bertekun menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.”

Kata orang, lima tahun pertama pernikahan merupakan tahun-tahun penuh penyesuaian diri dengan pasangan dan juga keluarganya. Kerikil-kerikil tajam selalu ada di tahun-tahun tersebut. Tapi apa yang dialaminya, lebih daripada yang dikatakan orang, kehidupan setiap detik berganti menit, berganti jam, berganti hari, berganti minggu, berganti bulan, berganti tahun, masing-masing punya suka duka sendiri. Ibuku selalu berkata,”perempuan itu harus bisa segalanya...ya harus bisa cari duit, ya harus bisa jadi pesuruh, ya harus bisa jadi kuli, ya harus bisa jadi perawat, ya harus bisa jadi dokter, ya harus bisa jadi tukang masak, ya harus bisa jadi pelacur untuk suaminya. Jangan mengeluh, lakukan dengan penuh KASIH”.

Perkataan nyata dalam kehidupan kaum wanita, saudara iparku dengan penderitaan penyakit yang diderita dia jalani tanpa keluhan-keluhan, bahkan masih tetap  melakukan aktivitas setiap hari tanpa bantuan orang lain. Saat anaknya memberi kata sambutan dalam acara pemakamannya, barulah orang mengetahui bahwa iparku ini ternyata seorang yang sangat tangguh walau dengan penyakit yang dideritanya. Seorang ibu yang tidak pernah putus asa, apapun dia lakukan demi anak yang dikasihi, sampai anak sudah berkeluargapun tangannya masih tetap merangkul. Tak heran saat acara penutupan peti anak-anak dan cucu-cucu yang masih balita menangis terus menerus memanggil omanya.

Terkadang sebagai anak kita menyepelekan atau melupakan kasih ibu.  Padahal kasih ibu itu kehidupan bagi anaknya, tanpa ibu yang memberi diri untuk mengasuh dan mendidik, kita tidak akan seperti ini. Kita mungkin tidak dapat membalas kasih ibu, tetapi kita dapat melakukan hal-hal yang menyejukan hatinya, lewat hal-hal sekecil apapun itu, sapaan, kunjungan, atau apapun. Kasih ibu tidak akan pernah berubah terhadap anak-anaknya, kasih ibu tidak berkesudahan. Sebagai seorang wanita dan seluruh umat Allah haruslah memberikan kasih kepada orang lain, bukan hanya kepada orang-orang terdekat kita, tetapi kepada orang lain supaya merekapun menikmati kasih Tuhan melalui kasih yang kita berikan.