Friday, July 22, 2016

“BERTARAK”


Daniel 10:3 “Makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh”.

Dua minggu yang lalu saya mendapat kabar bahwa kakak sepupu saya telah kembali ke Tanjung Pinang karena telah ditolak oleh sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Beliau ini bukan kakak kandung saya tetapi saya telah menganggapnya seperti kakak kandung saya sendiri karena ia pernah tinggal bersama sama di rumah kami semasa ia SMA. Dia merupakan sosok wanita periang yang bersahaja sehingga tidak terlintas dalam benak kami, ia akan mengidap penyakit seperti saat ini. Diapun kini telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Mereka telah dewasa bahkan ada yang telah bekerja.
Ia baru saja keluar dari Rumah Sakit beberapa hari yang lalu setelah melewati perawatan disana. Kondisinya saat itu manandakan perutnya membesar seperti wanita yang hamil 9 bulan dan semakin melemah oleh karena menahan rasa sakit yang teramat sangat.

Saya sempat mengunjungi kakak ipar saya ketika ia datang ke Jakarta untuk berobat pada pertengahan tahun lalu (2015) yang rawat di Rumah Sakit. Saat itu, penyakit yang ia derita telah terdeteksi namun masih dalam level rendah. Tetapi saat ini penyakitnya telah terdeteksi yaitu sakit lever yang kronis.

Saya bertanya kepadanya, apa sebenarnya penyebab dari sakitnya. Ia kemudian menceritakan akan penyesalannya yang sangat dalam atas apa yang telah dilakukan selama ini. Diagnosa dokter menyatakan minuman bersoda yang ia konsumsi selama ini adalah salah satu  penyebabnya. Tidak heran mengapa ia sering mengkonsumsi minuman bersoda oleh karena kakak ipar saya ini bekerja di salah Hotel mewah yang sangat terkenal di bilangan tempat tinggal mereka dan ia sering membawa pulang minuman kaleng bersoda dari tempat kerjanya kemudian menaruhnya di dalam lemari pendingin.
Oleh karena tempat tinggal mereka yang berhawa cukup panas, minuman ini lantas menjadi pelepas dahaga yang sangat segar jika diminum saat dingin. Mereka sering mengkonsumsinya dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Ayat kita pagi ini mengingatkan bahwa sebagaimana Daniel yang telah berkomitmen pada dirinya sendiri untuk menjaga kesehatan dan kekuatan dirinya dengan bertarak dalam hal makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulutnya. Hasilnya adalah Daniel dan teman-temanya orang buangan bangsa Israel memiliki perwakan yang lebih bagus dan memiliki kepintaran yang lebih dibandingkan dengan orang-orang Babel.
Dari pengalaman ini, marilah kita bertarak atas minuman-minuman kaleng bersoda demi kesehatan kita yang lebih baik dan mempunyai komitmen dalam hidup untuk memilih makanan dan minuman yang sehat seperti yang Daniel dan teman-temannya lakukan. Tuhan memberkati kita semua.