Sunday, July 10, 2016

Luput dari kebakaran


Yesaya 41:10,
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tanganKu yang membawa kemenangan”.

Saya tinggal serumah bersama dengan ibu, bibi dan nenek saya yang sudah berusia  83 tahun, karena ayah saya sudah meninggal.    Sementara ibu dan bibi saya pergi bekerja,  nenek tinggal di rumah sendirian karena saya masih bersekolah dan duduk di kelas V SD,  sayapun harus meninggalkannya karena saya pergi ke sekolah. “Selamat siang Oma, saya sudah pulang sekolah”  saya menyapa nenek yang duduk di kursi ruang tamu.  “Selamat siang Rudy,  bagaimana kabarmu hari ini?”  tanya nenek menimpali.  “Baik Oma, semua pelajaran di sekolah berjalan dengan baik”   jawab saya sambil memeluk dan mencium nenek.

Suatu hari,  ketika pulang sekolah, saya melihat nenek sedang berbaring di kamarnya.  “Selamat siang oma,  aku sudah pulang.” Seperti biasa saya menyapanya.   “Selamat siang Rudy” jawab oma lemah dan langsung tertidur kembali.  Mungkin oma agak kurang sehat, pikir saya. Siang itu, saya kepingin sekali makan mie goreng.  Oleh sebab itu saya putuskan untuk memasak mie goreng tanpa meminta bantuan oma. “Wah enak sekali mie ini….”, saya bergumam dalam hati  sambal melahap mie goreng dan juga bermain game. Sementara saya makan dan bermain game, tiba-tiba  saya mencium bau gosong. Saya panik dan segera ke dapur. “Aduh,  pancinya gosong!!  saya lupa matikan kompor!! … bagaimama ini?   Oh Tuhan  tolonglah aku!”  demikian saya berteriak sambil berusaha memadamkan api. Tetapi api tidak bisa padam. Saya segera berlari dan mengambil seember air dan menyiram kompor tersebut. Bukannya padam, api semakin bertambah besar. Kepanikan saya semakin menjadi. Saya melihat nenek berjalan perlahan keluar dari kamar tidurnya. Dia langsung mengambil keset kaki dan mencelupkannya ke dalam air, dan secepat kilat dia menaruhnya di atas api. Seketika api di atas kompor padam. Saya tertegun. “Oma,  terima kasih,  oma hebat sekali,  biasanya  oma berjalan saja susah, harus berpegangan,  bagaimana oma bisa punya kekuatan untuk lakukan semua ini?  Siapa yang ajarkan oma untuk padamkan api dengan cara seperti itu?” saya bertanya bertubi-tubi kepada oma.   “Opa yang ajarkan” demikian oma menjawab.  “Wah,  opa kan  sudah lama meninggal, koq oma masih ingat walaupun sudah setua ini?”  “Oma, selalu rajin baca Alkitab, jadi oma tidak gampang lupa atau pikun,  makanya masih banyak pesan-pesan opa untuk oma yang masih oma ingat sampai saat ini”, cerita oma dengan bersemangat seakan semua kenangan manis bersama opa muncul kembali.    “Opa juga bilang, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita”  lanjut nenek.

Kisah ini mengingatkan saya akan ayat Alkitab yang terdapat di Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tanganKu yang membawa kemenangan”.
Janji Tuhan pasti,  bahwa DIA akan menyertai orang yang selalu berserah kepadaNya.    Dan saya tahu pasti, Tuhan menyertai oma, karena oma selalu berserah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dan sayapun merasakan jawaban atas doa-doa oma untuk anak-anak dan cucu-cucunya dimana saja berada, DIA senantiasa memeliharakan dan melindungi kami semua hingga pada hari ini. .   Tuhan kiranya memberkati kita semua, amin.