Saturday, July 09, 2016

"Syak wasangka.."


Yohanes 1 : 46,
Kata Natanael kepadanya.  "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?' 

Pagi itu, adik saya menyalami saya sambil berkata :“Happy wedding anniversary kak”. Demikian pula keponakan-keponakan saya lainnya yang saat itu tinggal bersama saya, mereka  mengucapkan hal yg sama.
“Mau makan apa kita hari ini?"canda adik saya. Memang biasanya kalau ada mas Ruddy, suami saya, dia yang akan mengajak kami makan ke luar. Tapi sayangnya mas Ruddy baru beberapa hari yang lalu kembali bertugas di luar kota. Saya harap-harap cemas, apa dia ingat kalau hari ini adalah hari pernikahan kami,  demikian pikir saya dalam hati.  Ada rasa sedikit kecewa koq belum ada telepon dari dia ?  Saya  tahu suami saya bukan tipe  pria romantis, tapi dia selalu baik dan penuh perhatian.  Mungkin saat ini mas Ruddy sibuk, sampai lupa menelepon,  hibur saya dalam hati.   Tapi tunggu punya tunggu,  telepon dari mas Ruddy tak kunjung tiba.. Hati saya menjadi tidak tenang dan mulai kesal.  "Apakah mas Ruddy mengganggap biasa-biasa saja dengan hari pernikahan kami, sehingga dia tidak mengganggapnya spesial, padahal bagi saya ini hari yang sangat istimewa, sesuatu yang harus diingat"

“Ding dong” suara bell terdengar dari depan rumah. “Pakeeeet” seseorang berteriak.
Saya keluar dengan cepat, dan melihat ada mobil DHL yang berhenti di depan pagar rumah saya. “Paket bu, indah sekali bunganya” demikian kata petugas DHL. Saya melihat seikat mawar merah yang cukup besar dan dihias dengan begitu indahnya di tangan petugas DHL. “Maaf pak, mungkin paket itu bukan untuk saya, tapi untuk tetangga saya” sambil menunjuk rumah tetangga saya yang tinggal persis di sebelah rumah saya.  Saya melihat kening petugas DHL berkerut, seakan bertanya kepada dirinya sendiri apakah sudah benar alamat yang dia tuju saat itu. Sementara dia berpikir, saya melanjutkan kata-kata saya “Sebelumnya saya tidak pernah mendapat kiriman bunga  pak, tetapi tetangga sebelah rumah saya mungkin, karena  suaminya pimpinan di sebuah bank besar” saya mencoba meyakinkan petugas DHL tersebut dan meninggalkannya  masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian saya mendengar suara tetangga yang memberitahu tentang kiriman tersebut, “Wiiiiiiiiin, kiriman bunga ini bukan untuk saya, tapi untuk kamu dari suamimu Ruddy. Masa kamu suruh petugas DHL untuk memberikannya ke saya?” canda teman saya sambil tersenyum. “Nih ambil bunganya, bagus betul Win. Saya sering dapat kiriman bunga, tapi tidak pernah sebagus ini.  Hebat dan baik sekali suamimu,  jauh-jauh di luar kota,  sudah mengatur pengiriman bunga di hari istimewa kalian!” kata tetangga saya sambil menyerahkan bunga tersebut dan meninggalkan saya yang masih bengong.

Ada perasaan bersalah, karena sudah menilai negatif terhadap suami. Merasa bahwa tidak mungkin dia mengirimkan bunga untuk saya. Cepat-cepat saya masuk ke dalam rumah  dan segera menelpon mas Ruddy  "Mas, terima kasih ya kiriman bunganya,  cantik sekali,  maaf mas, saya sampai tidak percaya kiriman bunga itu untuk saya, dan sempat meminta petugas pengiriman untuk memberikannya kepada tetangga,  karena saya pikir mas lupa", demikian saya menjelaskan. Banyak lagi yang saya sampaikan kepada suami ketika itu, selain mengungkapkan terima kasih, saya juga menyampaikan  perasaan bersalah karena sempat berpikir bahwa dia lupa akan hari pernikahan kami, padahal, jauh-jauh hari dia sudah menyiapkan kejutan bagi saya.

Ayat kita pagi ini mengingatkan peristiwa  ketika  Natanael meragukan Yesus sebagai Mesias, karena dia berasal dari Nazaret, kota yang terkenal jahat. Sering kali kita  sebagai manusia mudah menghakimi dan menilai salah seseorang secara negatif,  berdasarkan apa yang yang tampak dari luar, kebiasaan atau latar belakang yang melekat pada orang tersebut. Namun sebenarnya semuanya itu belum tentu seperti apa yang kita pikirkan.  Mari kita belajar untuk selalu berpikiran positif gantinya bersyak wasangka terhadap siapapun, terlebih kepada orang-orang yang kita kasihi. Tuhan memberkati!.