Friday, July 15, 2016

Rancangan Tuhan


Yesaya 55:8,
"Sebab Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN."

“Mam,  tanpa terasa  tiga orang anak yang Tuhan percayakan dalam rumah tangga kita sudah bertumbuh semakin besar. Saya rindu, anak-anak kita semuanya akan bisa menyelesaikan kuliah mereka sampai di perguruan tinggi” kataku kepada istriku. “Betul, semoga mereka juga kelak menjadi anak-anak yang bisa berbakti bagi sesamanya dan membawa kebahagiaan bagi kita terlebih kemuliaan bagi Tuhan” istriku menimpali.
Demikian obrolan kami yang saya ingat kala itu saat saya dan istri saya masih aktif bekerja.  Tiba saatnya  anak kami yang pertama masuk Perguruan Tinggi. Kami bersyukur kepada Tuhan oleh karena berkat-Nya memampukan kami untuk mengirim anak pertama ini ke Perguruan Tinggi.  “Tuhan, kami mohon apa yang menjadi cita-cita kami bagi anak-anak kami dapat terwujud seijin Engkau”  adalah   penggalan  doa yang selalu kami layangkan kepada Tuhan.
Seiring dengan berjalannya waktu, sesuatu yang tidak saya harapkan terjadi dalam hidup ini.  Seorang Lawyer yang ditugaskan oleh perusahaan menghampiri saya dan berkata : “Pak, hari ini adalah hari terakhir bapak di perusahaan ini,  harap segera meninggalkan kantor,  segala sesuatunya akan kita bicarakan di kantor kami.” Ketika mendengar  itu,  dunia serasa kiamat bagi saya.   Saya coba membayangkan perasaan istri dan ketiga anak-anak yang sedang membutuhkan biaya yang cukup banyak.  Proses PHK berjalan alot, walaupun akhirnya saya dan istri saya sepakat untuk menerima hasil keputusan itu dan perusahaan membayar uang PHK sesuai peraturan pemerintah.    “Mam, sepertinya rencana kita untuk anak-anak berubah, uang PHK ini kita gunakan untuk biaya anak kita yang pertama, anak yang kedua dan ketiga harus kita lupakan dulu saat ini, tapi kita serahkan semuanya kepada Tuhan.”  Istri saya hanya terdiam dengan wajah sedih, mendengar apa yang saya sampaikan. Saya bisa merasakan kepedihan yang mendalam di hatinya.  
Hampir setahun berlalu, pekerjaan baru belum juga saya dapatkan. Saya sempat merasa seperti Tuhan tidak mendengar doa-doa saya. Suatu hari istriku berkata :  “Uang PHK sudah hampir habis, kita harus bayar uang kuliah tahun kedua anak kita,  mungkin bisa diusahakan dapat pinjaman lunak dari saudara-saudara, sementara papi mencari pekerjaan.”   “Saya sudah coba,  tapi hasilnya nihil, oleh karena mereka berpikir, sebagai pengangguran, saya tidak akan pernah mampu mengembalikan pinjaman” kataku menjelaskan kepada istriku.   Disaat saya sangat berputus asa, lalu saya menyerahkan segalanya hanya kepada Tuhan, maka mujizat segera terjadi.  “Kriiingg….” Suara telepon berdering.  “ Halo pak,   apakabar?  Saya ada lowongan pekerjaan,  kapan bapak bisa siap untuk bekerja?   Pekerjaan ini  sama dengan posisi bapak sebelumnya,  kami perlu orang yang berpengalaman seperti bapak.”  Demikian suara di ujung telepon.
Saya memuji Tuhan karena rencanaNYA selalu tidak terduga,  tetapi semuanya mendatangkan damai sejahtera bagi yang percaya akan DIA. Kini ketiga anak kami sudah menyelesaikan studi-studi mereka dan mereka juga sudah memiliki pekerjaan. Dan  luar biasanya Tuhan, meski telah melewati usia pensiun sampai saat ini saya dan istri masih tetap bekerja.  Mari kita serahkan segala rencana kita kepada Tuhan, karena dia tahu yang terbaik buat kita semua.  Tuhan memberkati.