Sunday, July 17, 2016

Melayani Tuhan



Mazmur 71 :  22,
Akupun mau menyanyikan syukur bagiMu dengan gambus atas kesetiaanMu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel.

“Papi,  kalau nanti dalam rumah tangga kita dikaruniakan Tuhan anak-anak,  papi pasti setuju kalau anak-anak kita semuanya  harus bisa bermain piano,  supaya mereka bisa melayani di gereja.  Aku senang banget lihat anak-anak yang pintar main piano“ kataku kepada suamiku.  “Tentu saja,  itu juga yang menjadi salah satu impianku,  selain mereka bisa bersekolah dengan baik, mereka harus bisa main piano, paling tidak untuk melayani di gereja”  jawab suamiku dengan antusias.


“Anak ibu ulet dan rajin latihannya, meskipun usianya baru 4 tahun.  Saya salut, ibu sampai berhenti bekerja  agar bisa menemani anak ibu les piano.  Saya yakin, dia pasti akan menjadi pianist yang pintar.” Itu adalah komentar guru piano kepadaku.   Memang tidak terlalu  lama, karena keuletannya,  putera kami yang pertama ini sudah bisa memainkan lagu-lagu dan melayani di gereja. Selanjutnya, ketika Tuhan memberikan anak yang kedua, diapun kami  ikutkan les piano.   “Papi,  anak kita yang kedua,  sepertinya kurang tertarik dengan piano, dia selalu mencari alasan tidak mau les,  bagaimana nich” keluhku kepada suamiku tentang perkembangan les piano anak kami yang kedua.   “Sabar saja Mami,  setiap anak satu dengan yang lainnya  bisa berbeda minatnya,  tapi ingat tujuan kita,  kita mau anak-anak  bisa main piano agar bisa melayani di gereja, jadi yakinlah,  pasti dia akan bisa main nanti, asal kita sabar”  suamiku menimpali keluhanku. Dan benar anak kami yang kedua ini, walaupun dengan penuh perjuangan,  akhirnya bisa juga bermain piano dan melayani di gereja.  Ketika Tuhan memberikan kepada kami anak yang ketiga, diapun kami ikutkan les piano. Awalnya suka mogok-mogok. “Dek,  jangan malas-malas latihannya,  lihat nich  Abang dan kakak, sudah bisa main piano di gereja, bisa nyanyi juga,  ayo semangat ya.” Ini adalah   dorongan yang secara bergantian kudengar dari  abang dan kakaknya kepada si bungsu. Waktu berjalan terus, hari berganti hari, tahunpun berganti tahun.  “Mami,  Papi doakan ya,  grup nyanyiku akan melakukan pelayanan di beberapa kota,  dan aku pianistnya, kalau aku perlu dijemput,  tolong jemput ya” kata si bungsu kepada kami. “Wah,sekarang karena pintar main piano, kita harus siap antar jemput, karena anak kita sibuk menjadi pianist di grup nyanyi.”  Kata suamiku sambil tersenyum.

Sebagaimana yang dituliskan dalam Mazmur 71 : 22 , kerinduan kami agar anak-anak bisa bermain piano untuk memuji Tuhan,  Tuhan telah memberikan mereka kesempatan yang lebih luas dengan talenta menyanyi dan bermain piano yang mereka miliki saat ini. Talenta mereka bukan hanya dipakai  dalam mezbah rumah tangga pada pagi dan petang, di gereja, tapi  kemanapun mereka pergi dan dibutuhkan.   Jika dalam keluarga,   kita mempunyai komitmen dan secara tekun mendorong anak-anak kita untuk melakukan yang terbaik, Tuhan pasti menolong kita, terlebih bisa semuanya  ditujukan untuk Kemuliaan nama Tuhan.