If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Wednesday, July 13, 2016
Prayer Wheel
1 Tesalonika 5 : 17 “Tetaplah berdoa."
Hari itu matahari bersinar dengan teriknya. “ Jam berapa kita di jemput hari ini pa?” tanyaku kepada suamiku. “Sebentar lagi, menurut jadwal jam 9 pagi.” “Nah itu dia sudah datang.” Kata suamiku, sambil matanya tertuju kepada seorang bapak yang berada di depan pintu hotel. “Selamat pagi pak, selamat pagi bu, semoga bapak dan ibu mendapat istirahat yang baik semalam.” Kata bapak itu mengawali pertemuan kami. “Kalau sudah siap, mari kita lanjutkan perjalanan hari ini, saya akan membawa bapak dan ibu ke sebuah tempat bersejarah, tidak terlalu jauh dari sini.” Setelah mengadakan perjalanan sekitar lima belas menit, kami tiba di sebuah tempat.
Di depan kami nampak sebuah bangunan besar berwarna putih yang berbentuk Stupa. Menurut catatan sejarah stupa yang kami lihat ini adalah stupa terbesar di dunia. Dari bagian atas stupa tersebut kulihat ada tali-tali yang menjuntai ke sekeliling bagian bawahnya, dan pada tali tersebut terikat bendera kecil berwarna-warni yang tak henti-hentinya berkibar seiring dengan angin yang berhembus. Setiap bagian bangunan, ukiran dan benda-benda yang ada di stupa itu mengandung arti masing-masing. Aku berusaha menyimak apa yang diterangkan oleh pemandu wisata. "Apa namanya benda ini?" tanyaku, sambil memegang sebuah benda yang berbentuk silinder, yang dapat diputar pada porosnya. Benda berbentuk silinder ini bukan hanya ada di sekeliling bangunan stupa bagian bawah, tapi juga di setiap bagian yang menghubungkan satu tingkat ke tingkat lainnya. Ukurannyapun bermacam-macam, dari yang kecil sampai yang besarnya melebihi sebuah drum minyak. Pemandu wisata menjawab pertanyaanku : "Kami menyebutnya 'Prayer Wheel'." "Mengapa, setiap orang yang lewat selalu memutar prayer wheel ini ?" tanyaku lebih lanjut. "Sesuai dengan namanya yang berarti 'roda doa', orang-orang itu bukan hanya sekedar memutar, tapi pada waktu mereka memutar, mereka melayangkan doa." "Apa saja yang biasa mereka sampaikan?" tanyaku penasaran. "Macam-macam. Kami biasanya bermohon agar hidup kami senantiasa berkenan kepada Yang Maha Kuasa,” coba perhatikan, pada setiap prayer wheel ini ada tulisan yang berupa doa-doa, demikian juga pada bendera yang warna-warni di tali itu.” Katanya sambil menunjuk bendera-bendera yang terikat pada tali. Setelah mendapat penjelasan, aku menjadi kagum melihat ibu-ibu yang memilih berjalan di tengah terik matahari, sambil berjalan, tangan mereka tak henti-hentinya memutar prayer wheel yang ada disekeliling bagian stupa yang mereka lalui. Setelah mengerti artinya, akupun tak mau ketinggalan. Aku berlari dan mengikuti apa yang dilakukan oleh ibu-ibu itu. Kuputar prayer wheel tersebut satu demi satu, kulayangkan doa kepada Bapa di surga. Melihat apa yang kulakukan, para ibu itu tersenyum, karena mereka tahu aku adalah orang asing. Aku merasakan ketulusan senyuman dari para ibu dengan kulit wajah khas mereka yang berwarna kemerahan. Akupun tersenyum dan merangkul ibu-ibu tersebut. “Lebih rapat lagi, rapat, rapat. Semua tersenyum!” suamiku memberi instruksi ketika mengambil gambarku bersama para ibu yang ada disekitar tempat itu.
Ayat kita pagi ini mengatakan bahwa kita harus tetap berdoa, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu atau menggunakan media-media tertentu. Tetap berdoa bisa berarti sebagai keadaan pikiran yang terus menerus, sikap komunikasi yang berkesinambungan dengan Allah dan senantiasa berseru merindukan tuntunanNya. Kita juga memohon kekuatan untuk menghadapi berbagai konflik dalam hidup ini, apapun bentuknya. Kita juga berdoa bagi kepentingan orang lain. Mari kita awali dan akhiri setiap hari yang Tuhan berikan kepada kita dengan senantiasa menjalin hubungan dengan Bapa di Surga melalui doa-doa yang kita layangkan.